Sisa-sisa jenazah 50 korban pembantaian terburuk di Eropa yang diidentifikasi baru-baru ini sejak Perang Dunia II akan dimakamkan bersama 6.671 lainnya di pemakaman pusat peringatan.
Sekitar 8.000 pria dan anak laki-laki Muslim dari kota timur Srebrenica dibunuh oleh pasukan Serbia Bosnia pada Juli 1995, sebuah tindakan genosida di bawah hukum internasional.
Wakil Presiden Uni Eropa Josep Borrell dan komisaris perluasan Oliver Varhelyi memberikan penghormatan kepada korban tewas Srebrenica pada saat invasi Rusia ke Ukraina menunjukkan "masih hari ini kita tidak bisa menerima begitu saja perdamaian".
"Agresi Rusia yang tidak beralasan dan tidak beralasan terhadap Ukraina telah membawa kembali perang brutal ke benua kami," kata mereka dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP, Senin 11 Juli 2022.
"Pembunuhan massal dan kejahatan perang yang kita lihat di Ukraina membawa kembali kenangan yang jelas tentang mereka yang menyaksikan perang di Balkan Barat pada 1990-an,” ungkap pernyataan keduanya.
"Adalah lebih dari sebelumnya tugas kita untuk mengingat genosida Srebrenica untuk membela perdamaian, martabat manusia dan nilai-nilai universal,” jelasnya.
"Di Srebrenica, Eropa gagal dan kami menghadapi rasa malu kami,” tutur pernyataan itu.
Penemuan sisa-sisa kerangka dari pembantaian telah menjadi langka dalam beberapa tahun terakhir, meskipun sekitar 1.200 orang masih hilang, menurut Institut Orang Hilang Bosnia-Herzegovina.