Perundingan antara keduanya berlangsung di istana Istanbul, Turki, setelah lebih dari satu bulan invasi.
Penyerangan ini merupakan serangan terbesar terhadap negara Eropa sejak Perang Dunia II. Pertempuran menewaskan dan melukai ribuan orang, memaksa hampir empat juta orang mengungsi ke luar negeri serta meruntuhkan ekonomi Rusia dengan sanksi bertubi-tubi.
Invasi terhalang pada sebagian besar titik lantaran perlawanan kuat pasukan Ukraina merebut kembali wilayah-wilayah yang diambil alih pasukan Rusia, bahkan ketika warga sipil terperangkap di kota-kota yang terkepung.
"Dalam rangka meningkatkan rasa saling percaya dan menciptakan kondisi yang dibutuhkan untuk negosiasi lebih lanjut dan mencapai tujuan akhir yakni menyetujui dan menandatangani perjanjian (damai), sebuah keputusan diambil untuk secara keseluruhan, dengan margin yang besar, mengurangi aktivitas militer di arah Kiev dan Chernihiv," kata Wakil Menteri Pertahanan Rusia, Alexander Fomin, dikutip dari The Wire, Rabu, 30 Maret 2022.
Pernyataan tersebut sama sekali tidak menyinggung pertempuran sengit di daerah-daerah lain, seperti sekitar Mariupol di sisi tenggara, Sumy dan Kharkiv di timur, serta Kherson juga Mykolaiv di selatan.
"Orang-orang Ukraina bukan orang-orang naif," ujar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
"Rakyat Ukraina telah belajar selama 34 hari invasi ini, dan dalam delapan tahun terakhir perang di Donbas, bahwa satu-satunya yang bisa mereka percaya adalah hasil konkret."
Baca: Rusia Bantah Hentikan Serangan di Ukraina
Rusia menggerakkan sejumlah kecil pasukan dari beberapa titik sekitar Kiev. Langkah ini, disebut Pentagon pada Selasa, 29 Maret 2022, sebagai pemosisian ulang, bukan mundur atau penarikan pasukan dari perang.
"Kita semua harus siap menyaksikan serangan besar terhadap wilayah lain Ukraina," ucap juru bicara John Kirby. "Itu tidak berarti ancaman terhadap Kiev berakhir."
Kementerian Pertahanan Inggris, dalam laporan intelijen, mengatakan, “Sangat besar kemungkinan bahwa Rusia akan mengalihkan kekuatan tempur dari utara ke titik penyerangan mereka di wilayah Donetsk dan Luhansk di timur.”
Klaim dari kedua pihak belum dapat segera diverifikasi media-media independen.
Mengklaim sebagai negara merdeka, Republik Rakyat Donetsk yang didukung Moskow di Ukraina timur mungkin akan mempertimbangkan untuk menjadi bagian dari Rusia. Kiev menyatakan langkah semacam itu tidak memiliki dasar hukum.
Rusia menyebut serangannya sebagai "operasi khusus" untuk melucuti senjata dan “denazifikasi” Ukraina. Barat mengatakan Rusia melancarkan invasi tanpa alasan.
Di kota pelabuhan Ukraina yang terkepung, Mariupol, ribuan warga sipil kemungkinan meninggal dunia, sebagaimana dikatakan perwakilan Komisi HAM PBB.
Mereka yang masih bertahan kini menderita.
"Kami berdelapan. Kami mempunyai dua ember kentang, satu ember bawang," tutur Irina, seorang insinyur, di apartemennya di mana jendela-jendela telah diledakkan.
Di tempat lain, pasukan Ukraina telah membuat kemajuan. Pasukan Ukraina merebut kembali wilayah dari tentara Rusia di pinggiran Kiev, tepatnya di timur laut dan selatan.
Dalam kota di sisi selatan, Mykolaiv, sebuah rudal membuat lubang pada gedung administratif utamanya. Pihak berwenang melaporkan setidaknya 12 orang tewas dan 33 luka-luka.
Sejumlah pakar memandang janji Rusia untuk mengurangi pertempuran kebanyakan mencakup daerah di mana Rusia mengalami kemunduran.
Staf umum pasukan Ukraina bersuara bahwa janji tersebut “kemungkinan merupakan rotasi unit-unit individual dan bertujuan untuk menyesatkan.”
Sementara itu, militer Rusia menuduh pasukan Ukraina memanfaatkan gencatan senjata untuk memulihkan kesiapan tempur dan merancang serangan ke rumah-rumah sakit dan sekolah-sekolah.
Dalam perkembangan terbaru konflik Rusia-Ukraina, negosiator Kiev menyatakan setuju untuk tidak bergabung dengan kelompok aliansi apapun atau menjadi tuan rumah pangkalan militer asing. Namun, Ukraina meminta jaminan keamanan yang serupa dengan “Article 5”, klausul pertahanan NATO.
Mereka menyebut Israel dan anggota NATO yakni Kanada, Polandia, dan Turki sebagai negara-negara yang bisa memberikan jaminan seperti itu. Rusia, AS, Inggris, Jerman, dan Italia juga boleh terlibat.
Poin-poin pengajuan yang disampaikan turut meliputi periode konsultasi 15 tahun mengenai status Crimea, wilayah yang dicaplok Rusia tahun 2014.
Nasib wilayah Donbas, di mana Ukraina dituntut Rusia agar merelakannya kepada kelompok separatis, akan didiskusikan oleh para pemimpin Rusia dan Ukraina.
Pengajuan Kiev juga mencantumkan bahwa Moskow tidak akan menentang Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa.
Negosiator Rusia Vladimir Medinsky mengatakan delegasi Rusia akan mendalami dan menyampaikan proposal Ukraina kepada Putin. "Perjalanan kita masih panjang," kata Medinsky.
Gedung Putih menyatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden hendak berbicara dengan pemimpin Prancis, Jerman, dan Italia dalam rangka membahas perkembangan terbaru di Ukraina.
Presiden Prancis Emmanuel Macron dijadwalkan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin hari Selasa.
Kepala Program Pangan Dunia (WFP) PBB mengeluarkan peringatan pada Selasa bahwa perang ini membuat upaya WFP dalam memberi makan 125 juta orang di seluruh dunia, menjadi terancam. (Kaylina Ivani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News