Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara melalui layar besar ke para anggota parlemen Denmark di Kopenhagen, 29 Maret 2022. (Mads Claus Rasmussen / Ritzau Scanpix / AFP)
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara melalui layar besar ke para anggota parlemen Denmark di Kopenhagen, 29 Maret 2022. (Mads Claus Rasmussen / Ritzau Scanpix / AFP)

Rusia Janji Kurangi Serangan, Zelensky: Ukraina Tidak Naif

Medcom • 30 Maret 2022 19:38
Lviv: Ukraina menanggapi janji Rusia untuk mengurangi operasi militer di sekitar Kiev dan Chernihiv dengan sikap skeptis. Beberapa negara Barat memperkirakan Moskow akan meningkatkan serangannya di bagian lain negara itu.
 
Perundingan antara keduanya berlangsung di istana Istanbul, Turki, setelah lebih dari satu bulan invasi.
 
Penyerangan ini merupakan serangan terbesar terhadap negara Eropa sejak Perang Dunia II. Pertempuran menewaskan dan melukai ribuan orang, memaksa hampir empat juta orang mengungsi ke luar negeri serta meruntuhkan ekonomi Rusia dengan sanksi bertubi-tubi.

Invasi terhalang pada sebagian besar titik lantaran perlawanan kuat pasukan Ukraina merebut kembali wilayah-wilayah yang diambil alih pasukan Rusia, bahkan ketika warga sipil terperangkap di kota-kota yang terkepung.
 
"Dalam rangka meningkatkan rasa saling percaya dan menciptakan kondisi yang dibutuhkan untuk negosiasi lebih lanjut dan mencapai tujuan akhir yakni menyetujui dan menandatangani perjanjian (damai), sebuah keputusan diambil untuk secara keseluruhan, dengan margin yang besar, mengurangi aktivitas militer di arah Kiev dan Chernihiv," kata Wakil Menteri Pertahanan Rusia, Alexander Fomin, dikutip dari The Wire, Rabu, 30 Maret 2022.
 
Pernyataan tersebut sama sekali tidak menyinggung pertempuran sengit di daerah-daerah lain, seperti sekitar Mariupol di sisi tenggara, Sumy dan Kharkiv di timur, serta Kherson juga Mykolaiv di selatan.
 
"Orang-orang Ukraina bukan orang-orang naif," ujar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
 
"Rakyat Ukraina telah belajar selama 34 hari invasi ini, dan dalam delapan tahun terakhir perang di Donbas, bahwa satu-satunya yang bisa mereka percaya adalah hasil konkret."
 
Baca:  Rusia Bantah Hentikan Serangan di Ukraina
 
Rusia menggerakkan sejumlah kecil pasukan dari beberapa titik sekitar Kiev. Langkah ini, disebut Pentagon pada Selasa, 29 Maret 2022, sebagai pemosisian ulang, bukan mundur atau penarikan pasukan dari perang. 
 
"Kita semua harus siap menyaksikan serangan besar terhadap wilayah lain Ukraina," ucap juru bicara John Kirby. "Itu tidak berarti ancaman terhadap Kiev berakhir."
 
Kementerian Pertahanan Inggris, dalam laporan intelijen, mengatakan, “Sangat besar kemungkinan bahwa Rusia akan mengalihkan kekuatan tempur dari utara ke titik penyerangan mereka di wilayah Donetsk dan Luhansk di timur.”
 
Klaim dari kedua pihak belum dapat segera diverifikasi media-media independen.
 
Mengklaim sebagai negara merdeka, Republik Rakyat Donetsk yang didukung Moskow di Ukraina timur mungkin akan mempertimbangkan untuk menjadi bagian dari Rusia. Kiev menyatakan langkah semacam itu tidak memiliki dasar hukum.
 
Rusia menyebut serangannya sebagai "operasi khusus" untuk melucuti senjata dan “denazifikasi” Ukraina. Barat mengatakan Rusia melancarkan invasi tanpa alasan.
 
Di kota pelabuhan Ukraina yang terkepung, Mariupol, ribuan warga sipil kemungkinan meninggal dunia, sebagaimana dikatakan perwakilan Komisi HAM PBB.
 
Mereka yang masih bertahan kini menderita.
 
 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan