Di sisi lain, Dubes Amerika Serikat (AS) untuk PBB Linda Thomas-Greenfield menuduh Rusia memanfaatkan Dewan Keamanan PBB sebagai wadah untuk “berbohong dan menyebarkan disinformasi”.
Kremlin bersikeras bahwa Rusia tidak menargetkan warga sipil dalam “operasi militer khusus” di Ukraina, sebagaimana disebut oleh Putin.
Jebakan Mariupol
Maria Zakharova, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, mengatakan Kiev berusaha menjebak Rusia dengan tuduhan atas insiden Mariupol.“Rezim Kiev segera mencoba menyalahkan militer Rusia, yang dalam pandangannya diduga menjatuhkan bom dari udara ke teater,” kata Zakharova.
“Tentu saja, ini bohong. Sudah diketahui semua orang bahwa angkatan bersenjata Rusia tidak mengebom kota-kota. Tidak peduli berapa banyak video yang direkayasa oleh NATO serta berapa banyak video dan foto palsu yang dimunculkan, kebenaran akan tetap keluar.”
Di kota bagian utara, Chernihiv, setidaknya 53 korban jiwa telah dibawa ke kamar mayat dalam 24 jam terakhir, setelah tewas dalam dahsyatnya serangan udara dan darat. Hal ini disampaikan oleh gubernur setempat Viacheslav Chaus kepada stasiun televisi Ukraina.
Layanan darurat Ukraina mengatakan seorang ibu, seorang ayah dan tiga anaknya, termasuk anak kembar berusia tiga tahun, tewas ketika sebuah hostel Chernihiv dibom.
Selain itu, setidaknya 21 orang tewas ketika artileri Rusia menghancurkan sebuah sekolah dan fasilitas umum di Merefa, dekat kota Kharkiv, sebagaimana dikatakan Wali Kota Veniamin Sitov.
Di ibu kota, Kiev, terjadi kebakaran di sebuah apartemen karena terkena sisa-sisa roket Rusia yang jatuh. Satu orang dikabarkan tewas dalam kejadian tersebut.
Penduduk Kiev diketahui telah bersembunyi di rumah dan tempat-tempat pengungsian untuk berlindung. (Kaylina Ivani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News