New York: Duta Besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Vasily Nebenzeya membantah teater di kota Mariupol, Ukraina dibom oleh pasukan negaranya. Teater tersebut dikabarkan menampung ratusan warga sipil.
“Saya telah melihat sangat banyak (berita) palsu. Kita mengalami perang informasi yang berkobar jauh lebih hebat daripada di medan perang,” ujar Nebenzeya, seperti dikutip AFP, Jumat 18 Maret 2022.
“Saya tidak akan terkejut akan apapun karena siapa yang menang perang informasi (adalah) yang memenangkan perang,” imbuh Nebenzeya.
Baca: Teater Diserang Rusia, Ukraina Klaim Lebih dari 1.000 Warga Jadi Korban.
Sejumlah orang diselamatkan dari puing-puing teater oleh tim penyelamat setelah dijatuhi serangan udara Rabu, 16 Maret 2022.
Diperkirakan sekitar 1.000 orang mengungsi di ruang bawah tanah teater lantaran rumahnya hancur selama berlangsungnya invasi. Masyarakat di dalamnya terdiri dari pria, wanita, dan anak-anak.
Di lokasi, kata ‘anak-anak’ tertulis dengan ukuran besar dalam bahasa Rusia. Tulisan itu sudah ada sebelum serangan terjadi, sebagai pemberitahuan untuk pesawat-pesawat tempur yang melintas.
Sementara itu, para Menteri Luar Negeri dari negara-negara Group of Seven (G7) mengeluarkan pernyataan bersama yang menuding Putin melancarkan “perang tanpa alasan yang memalukan”.
Rusia pun diminta memenuhi perintah Mahkamah Internasional untuk menghentikan serangan dan menarik pasukan.
Saat berbicara dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB, Nebenzeya mengeklaim bahwa warga yang meninggalkan Mariupol pada 13 Maret mengatakan kelompok bersenjata sayap kanan, Batalyon Azov, menempatkan “jumlah besar orang di dalam gedung” dan “mempersiapkan serangan penuh tumpah darah”.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan