Ukraina diprediksi kalah dalam waktu singkat, menurut Jenderal Budanov. Militer Ukraina akan dilumpuhkan, kepemimpinannya tidak dapat mengoordinasikan pertahanan dan memasok garis depan. Setelah itu, katanya, tanggung jawab akan jatuh ke komandan garis depan untuk melanjutkan perjuangan sendirian.
“Mereka akan bertahan selama ada peluru,” kata Jenderal Budanov dalam sebuah wawancara.
“Mereka akan dapat menggunakan apa yang mereka miliki, tetapi percayalah, tanpa pengiriman cadangan, tidak ada pasukan di dunia yang dapat bertahan,” imbuh Budanov.
Jenderal Budanov berbicara pada saat militer Rusia telah mengerahkan sekitar 100.000 tentara ke wilayah tersebut. Pada saat invasi, menurut pejabat AS, Rusia telah mengumpulkan sekitar 190.000 tentara di atau dekat Ukraina, termasuk di Krimea dan di daerah separatis yang didukung Rusia di wilayah Donbas timur.
Dalam beberapa pekan terakhir, militer Rusia juga mengerahkan sistem antipesawat S-400 canggih yang dapat secara efektif menetralisir angkatan udara kecil Ukraina. Serta rudal jelajah Iskander-M yang mampu menyerang target di mana saja di Ukraina.
Pasukan Rusia mencakup 120 hingga 125 batalion kelompok taktis, naik dari pertengahan 80-an di awal bulan, menurut dua pejabat AS yang mengetahui penilaian intelijen Amerika. Beberapa dari pasukan tersebut adalah pasukan cadangan Rusia yang akan membentuk pasukan pendudukan setelah invasi.
“Ukraina hanya memiliki sedikit lebih banyak tentara dan perwira di seluruh militernya,” menurut Kementerian Pertahanan Ukraina. Sekitar 200 pesawat yang terdiri dari seluruh angkatan udara Ukraina lebih sedikit dari jumlah pesawat tempur yang telah dikerahkan Rusia ke perbatasan Ukraina.