Paris: Samuel Paty dipenggal pada Oktober 2020 setelah menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada siswa kelasnya di Prancis. Seorang siswi yang keluhannya memicu kampanye online terhadap Paty, kini mengaku tidak ada di kelas.
Pembunuhan Paty mengejutkan Prancis dan menyebabkan curahan dukungan pada upacara peringatan dan pawai di seluruh negeri.
Gadis berusia 13 tahun, yang belum disebutkan namanya secara resmi, awalnya memberi tahu ayahnya bahwa Paty telah meminta siswa Muslim untuk meninggalkan kelas. Hal itu dilakukan saat dia menunjukkan kartun itu selama kelas tentang kebebasan berbicara dan penistaan.
Menurut bukti yang diberikan oleh gadis yang dilihat oleh media Prancis, dia berkata: "Saya tidak melihat kartun itu, seorang gadis di kelas saya yang menunjukkannya kepada saya."
"Dia berbohong karena merasa terjebak karena teman-teman sekelasnya memintanya menjadi juru bicara," kata pengacaranya, Mbeko Tabula, kepada kantor berita AFP, dikutip Rabu 10 Maret 2021.
Ayah gadis itu mengajukan pengaduan hukum terhadap gurunya dan memulai kampanye media sosial atas insiden tersebut berdasarkan akun putrinya. Dia mengidentifikasi Paty dan sekolah di Conflans-Sainte-Honorine, sebelah barat Paris.
Jaksa penuntut mengatakan tidak lama setelah pembunuhan itu bahwa ada "hubungan sebab-akibat langsung" antara hasutan online terhadap Paty dan pembunuhannya.
Pelaku, Abdullakh Anzorov, 18 tahun, ditembak mati oleh polisi tak lama setelah serangan itu. Kemudian terungkap bahwa kampanye melawan guru sejarah dan geografi telah didasarkan pada catatan yang menyimpang tentang apa yang terjadi di kelas beberapa hari sebelumnya.
Seperti yang pernah dia lakukan dalam pelajaran serupa tentang kebebasan berbicara di tahun-tahun sebelumnya, Paty memperingatkan para siswanya bahwa dia akan menunjukkan gambaran tentang Nabi Muhammad. Dia mengatakan siapa pun yang mengira mereka tersinggung bisa memejamkan mata.
“Gadis itu awalnya mengklaim bahwa gurunya telah meminta siswa Muslim untuk meninggalkan ruangan. Ketika dia keberatan, dia diskors dari sekolah. Sekarang tampaknya gadis itu diskors sehari sebelum kelas diberikan, karena berulang kali absen dari sekolah,” menurut surat kabar Le Parisien.
Siswi itu menjelaskan dalam kesaksiannya yang bocor bahwa dia mengarang cerita agar tidak mengecewakan ayahnya. Dia memposting dua video di media sosial sebagai tanggapan atas tuduhan tersebut.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan