Berbicara di radio Prancis pada Selasa, pengacara keluarga Paty mengatakan, keluarga gadis itu tahu bahwa dia tidak berada di kelas pada hari yang bersangkutan dan mengapa dia diskors. "Jadi datang dan katakan sekarang, maaf, saya percaya kebohongan putri saya, itu sangat lemah," kata Virginie Le Roy kepada radio RTL.
Ancaman ke profesor
Dalam perkembangan terpisah, dua profesor universitas telah diberi perlindungan polisi setelah mereka dituduh Islamofobia oleh pengunjuk rasa mahasiswa. Penyelidikan telah dimulai setelah poster dipasang minggu lalu di universitas Sciences Po di Grenoble yang bertuliskan "Fasis di ruang kuliah kami, Islamophobia membunuh" sambil menyebutkan nama dua profesor tersebut.Menteri Dalam Negeri Junior Marlène Schiappa mengatakan, hidup mereka dalam bahaya dan kampanye itu mengingatkan pada pelecehan terhadap Samuel Paty. "Kami tidak bisa mentolerir hal semacam ini," katanya.
Setelah pembunuhan Paty, Presiden Emmanuel Macron menghadiahkan keluarga guru dengan kehormatan tertinggi bangsa, Légion d'honneur.
Penggambaran Nabi Muhammad secara luas dianggap tabu dalam Islam, dan dianggap sangat ofensif oleh umat Islam. Masalah ini sangat sensitif di Prancis karena keputusan majalah satir Charlie Hebdo untuk menerbitkan kartun Nabi.
Dua belas orang dibunuh oleh ekstremis Islam di kantor majalah itu pada 2015 setelah gambar-gambar itu dipublikasikan.
Baik pembunuhan Charlie Hebdo dan pemenggalan Samuel Paty sangat berpengaruh di negara di mana sekularisme -,atau laïcité,- menjadi pusat identitas nasional. Dalam prinsip itu, negara tidak boleh mengintervensi masalah agama, sehingga tidak boleh mengekang ekspresi untuk melindungi perasaan masyarakat tertentu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News