Menhan AS Lloyd Austin. (Kenzo Tribouillard / AFP)
Menhan AS Lloyd Austin. (Kenzo Tribouillard / AFP)

Populer Internasional: AS Komentari 'Bom Kotor' Rusia-Ukraina hingga Obat Long Covid

Willy Haryono • 29 Oktober 2022 10:29
Washington: Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Lloyd Austin mengatakan bahwa Pentagon tidak memiliki bukti bahwa baik Ukraina atau Rusia memiliki niat untuk meledakkan ‘dirty bomb’ atau ‘bom kotor’ radioaktif.
 
Pernyataan AS seputar dirty bomb menjadi salah satu berita terpopuler di kanal internasional Medcom.id pada Sabtu, 29 Oktober 2022.
 
Dua berita terpopuler lainnya adalah pembunuhan remaja Aborigin di Australia dan uji coba obat Paxlovid Pfizer untuk pasien Long Covid.

Berikut selengkapnya:

Menhan AS: Tak Ada Bukti Rusia Atau Ukraina Gunakan ‘Dirty Bomb’

Presiden Vladimir Putin mengulangi klaim Rusia yang tidak berdasar pada Kamis lalu bahwa Ukraina sedang bersiap untuk meledakkan bom kotor di wilayahnya dan menyalahkan Moskow.
 
Sementara itu, Ukraina dan Barat mengatakan bahwa klaim tersebut merupakan informasi salah yang menyesatkan dan dapat digunakan sebagai dalih oleh Kremlin untuk meningkatkan perang, mungkin dengan senjata nuklir taktis.
 
Apa lagi yang disampaikan Menhan AS terkait hal ini? Cek selengkapnya di sini.

Pembunuhan Remaja Aborigin, PM Australia: Ini Kejahatan Rasial

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyatakan kesedihannya atas pembunuhan seorang anak laki-laki Aborigin berusia 15 tahun. Ia yakin serangan itu jelas "bermotivasi rasial".
 
Dugaan pembunuhan Cassius Turvey di Perth memicu kemarahan nasional. Para aktivis melancarkan protes yang direncanakan dan mengatakan sebagai gejala lain dari rasisme sistemik.
 
Meratapi kematian Turvey sebagai 'tragedi yang mengerikan', Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan, "Kami adalah negara yang lebih baik dari itu, dan hati saya tertuju pada keluarga dan teman-teman."
 
Apa yang sebenarnya terjadi dalam kasus pembunuhan ini? Cek selengkapnya di sini.

AS Akan Uji Obat Antivirus Paxlovid Pfizer untuk Pasien Long Covid

Inisiatif Pemulihan sebesar USD1 miliar dari Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat (AS) telah memilih obat antivirus Pfizer Paxlovid sebagai pengobatan pertama yang akan dipelajari pada pasien penderita Covid-19 dengan gejala berdurasi panjang atau long covid.
 
Kondisi medis yang kompleks ini melibatkan lebih dari 200 gejala, mulai dari kelelahan dan gangguan kognitif hingga nyeri, demam, dan jantung berdebar. Gejala ini dapat berlangsung selama berbulan-bulan, dan bahkan bertahun-tahun, setelah infeksi Covid-19.
 
Seperti apa perkembangan penelitian obat untuk pasien Long Covid ini? Cek selengkapnya di sini.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan