Kondisi medis yang kompleks ini melibatkan lebih dari 200 gejala, mulai dari kelelahan dan gangguan kognitif hingga nyeri, demam, dan jantung berdebar. Gejala ini dapat berlangsung selama berbulan-bulan, dan bahkan bertahun-tahun, setelah infeksi covid-19.
“Uji coba terkontrol plasebo (obat yang tidak menyebabkan efek) secara acak akan menguji pengobatan Pfizer atau plasebo pada 1.700 sukarelawan yang berusia 18 tahun ke atas,” tulis perincian penelitian, yang diposting di Clinicaltrials.gov, seperti yang dikutip dalam laman The Straits Times, pada Jumat, 28 Oktober 2022,.
Sementara itu, Duke Clinical Research Institute akan mengawasi penelitian, yang dijadwalkan akan dimulai pada 1 Januari 2023.
Uji coba yang dilakukan ini akan menyelidiki teori utama penyebab covid panjang, yang menyatakan bahwa fragmen virus bertahan di jaringan beberapa individu dan menyebabkan gejala yang berkepanjangan.
Pasien dalam beberapa studi kasus telah melaporkan perbaikan gejala mereka setelah menggunakan pengobatan antivirus Pfizer. Beberapa dokter juga telah meminta obat untuk dipelajari dalam penelitian besar yang ketat secara ilmiah pada pasien dengan covid yang lama.
Paxlovid sendiri adalah obat yang menggabungkan pil Pfizer baru dengan antivirus ritonavir lama. Saat ini, obat ini diizinkan untuk digunakan pada hari-hari pertama infeksi Covid untuk mencegah penyakit parah pada pasien berisiko tinggi.
Perkiraan prevalensi lama covid berkisar antara lima hingga 50 persen dari masyarakat yang pernah terinfeksi covid-19. Hal ini mempengaruhi orang-orang yang memiliki covid-19 ringan dan berat, termasuk anak-anak dan bisa cukup parah untuk membuat orang kehilangan pekerjaan. (Gabriella Carissa Maharani Prahyta)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News