medcom.id, Aleppo: Upaya evakuasi dari warga Suriah di Aleppo, terhenti. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan kondisi Aleppo layaknya neraka.
Operasi evakuasi di hari kedua untuk mengeluarkan warga sipil dan pasukan pemberontak Pemerintah Suriah, ditunda setelah milisi pro-pemerintah mendesak agar mereka yang terluka dibawa keluar dari dua desa di Aleppo. Desa itu sebelumnya dikuasai oleh pihak pemberontak.
Menurut pihak pemberontak, kelompok milisi pro-pemerintah melepaskan tembakan ke arah konvoi membawa warga yang akan dievakuasi dari Aleppo timur. Selain melepaskan tembakan, milisi juga merampok warga.
Tuduhan ini pun dibantah oleh pihak militer Suriah. Mereka menyebutkan konvoi dikembalikan ke tempat awal.
"Kami mengembalikan mereka ke tempat semestinya," ujar pihak militer Suriah, seperti dikutip AFP, Sabtu (17/12/2016).
Organisasi Syrian Observatory for Human Right menyebutkan, sekelompok ambulans dan mobil yang membawa ribuan warga sipil dan pemberontak dihentikan oleh milisi pro-pemerintah di barat daya Aleppo. Konvoi itu kemudian kembali ke tempat awal.
Alasan Pemerintah Suriah
Pemerintah Suriah melalui keterangan seorang sumber di pemerintahan menyebutkan, evakuasi itu ditunda karena pemberontak bermaksud untuk menyusupkan orang yang telah mereka culik. Pihak pemberontak juga ditengarai menyembunyikan senjata di tas yang mereka bawa.
Tentunya tuduhan tersebut dibantah keras oleh pihak kelompok pemberontak yang berbasis di Aleppo.
Tetapi alasan lain dipaparkan oleh pihak milisi pro-pemerintah yang menyebutkan, mereka yang ingin dievakuasi menuntut agar warga yang terluka di Desa Foua dan Kefraya. Kedua desa yang berada di Provinsi Idlib tersebut dikuasai oleh pihak pemberontak.
Kekacauan yang meliputi evakuasi di Aleppo merefleksikan kompleksitas dari perang yang terjadi di Suriah. Selain kelompok domestik, kepentingan asing juga terlibat di masing-masing pihak yang bertikai.
Anak-anak teriak kelaparan
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyebutkan kondisi di Aleppo sangatlah buruk.
(Baca: PBB Sebut Serangan Aleppo Kejahatan Perang).
(Baca: PBB Sebut Serangan Aleppo Kejahatan Perang).
"Aleppo sama saja seperti neraka," tegas Ban.
"Saya menyesali bahwa kami harus mengakhiri operasi evakuasi," pungkasnya.
Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organisation/WHO) meminta kepada seluruh lembaga kemanusiaan yang terlibat dalam evakuasi Aleppo untuk meninggalkan lokasi tanpa ada penjelasan.
Syrian Observatory for Human Right menjelaskan bahwa ada total 8.000 orang yang meninggalkan kota Aleppo secara konvoi. 3.000 di antaranya adalah pasukan pemberontak dan dilaporkan 300 dari mereka dalam kondisi terluka.
UNICEF menyebutkan bahwa lebih dari 2.700 anak-anak berhasil dievakuasi dalam 24 jam terakhir dari Aleppo timur. Tetapi ribuan lainnya masih tetap terjebak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News