Aktivis Suriah menyebut masih ada 50.000 warga sipil di area terakhir itu. Dengan penyerbuan ke area tempat pemberontak "di mana masih ada warga sipil" kemungkinan besar melanggar hukum internasional.
Zeid meminta pemerintah Suriah "bertanggung jawab memastikan rakyatnya aman," kata dia dikutip dari BBC, Kamis (15/12/2016).
"Kesepakatan ini bisa memberikan harapan kepada mereka untuk hidup," tambah Zeid.
Sebelumnya, warga Suriah di Aleppo bagian timur menyampaikan pesan "perpisahan" terakhir seiring semakin mendekatnya pasukan pemerintah dalam merebut semua wilayah pemberontak.
Ribuan warga sipil masih terjebak di wilayah tersebut, yang dideskripsikan juru bicara Persatuan Bangsa-Bangsa sebagai "krisis kemanusiaan."
"Ini mungkin adalah video terakhir saya. Lebih dari 50.000 aktivis yang memberontak terhadap diktator (Presiden Suriah Bashar) al-Assad diancam dengan eksekusi atau mungkin sedang sekarat akibat terkena bom," ujar Lina Shamy, seorang aktivis di Aleppo timur, dalam sebuah video yang diunggah ke twitter, Selasa (13/12/2016).
Pasukan rezim telah menguasai sebagian besar Aleppo Timur, yang telah dikuasai pemberontak selama lebih kurang empat tahun. Dalam operasi penyapuan terakhir di sana, terdapat sejumlah laporan adanya pasukan pemerintah yang melakukan eksekusi massal terhadap warga pro pemberontak.
Kantor berita CNN belum dapat memverifikasi laporan eksekusi, dan pemerintah Suriah juga tidak berkomentar mengenai laporan tersebut.
Abdulkafi al-Hamdo, seorang aktivis dan guru Bahasa Inggris di Aleppo timur, menyampaikan pesan via aplikasi Periscope, dengan mengatakan dirinya sudah tidak lagi menggantungkan harapan kepada komunitas internasional.
"Sudah tidak percaya lagi dengan PBB. Sudah tidak eprcaya lagi dengan komunitas internasional. Mereka sepertinya puas dengan tewasnya banyak warga di sini," tutur al-Hamdo.
"Rusia tidak ingin kami pergi dari sini dalam keadaan hidup. Mereka ingin kami tewas. Assad juga bersikap sama. Kemarin, ada perayaan di bagian lain dari Aleppo. Mereka merayakan jasad-jasad kami," tambah dia.
Saleh Askhar, aktivis lainnya di Aleppo, meminta orang-orang untuk menggelar unjuk rasa terhadap PBB. "Saya mohon, pergi ke kedutaan-kedutaan dan blokade jalanannya. Pergi ke markas PBB dan blokade jalanannya. Saya mohon, jangan biarkan mereka tidur. Lakukan sekarang, saya mohon, jangan tunda lagi," ungkap Ashkar dalam video di Twitter.
Dr. Salim Abu al-Nasser, seorang dokter gigi di Aleppo timur, menyampaikan pesan senada. "Mungkin ini pesan terakhir saya. Semua orang yang bisa menyampaikan pesan kepada pemerintahannya, tolong minta agar agresi ini dihentikan, pembunuhan ini dihentikan, perang ini dihentikan," sebut al-Nasser dalam sebuah video.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News