Kabul: Larangan Taliban terhadap perempuan untuk bekerja efektif mulai berlaku pada Senin 20 September ini. Sontak larangan itu memicu kemarahan atas hilangnya hak bagi para perempuan di Afghanistan.
Perintah itu secara dramatis menghilangkan kesempatan para jutaan guru dan anak perempuan untuk mengenyam pendidikan sekolah menengah.
Baca: Wali Kota Kabul Minta Perempuan Afghanistan Tetap di Dalam Rumah.
Setelah menjanjikan versi yang lebih lembut dari rezim brutal dan represif mereka daripada 1990-an, kelompok fundamentalis itu memperketat kendali mereka atas kebebasan perempuan satu bulan setelah merebut kekuasaan.
"Saya mungkin juga mati," kata seorang wanita, yang dipecat dari peran seniornya di kementerian luar negeri, seperti dikutip AFP.
"Saya bertanggung jawab atas seluruh departemen dan ada banyak wanita yang bekerja dengan saya. Sekarang kami semua kehilangan pekerjaan kami," katanya kepada AFP, bersikeras bahwa dia tidak disebutkan namanya karena takut akan pembalasan.
Penjabat wali kota ibu kota Kabul mengatakan setiap pekerjaan kota yang saat ini dipegang oleh perempuan akan diisi oleh laki-laki.
Itu terjadi setelah kementerian pendidikan memerintahkan guru dan siswa laki-laki kembali ke sekolah menengah pada akhir pekan. Tetapi tidak menyebutkan jutaan pendidik perempuan dan murid perempuan di negara itu.
Taliban pada Jumat juga tampaknya menutup kementerian urusan wanita dan menggantinya dengan lembaga yang menegakkan doktrin agama.
Perintah itu secara dramatis menghilangkan kesempatan para jutaan guru dan anak perempuan untuk mengenyam pendidikan sekolah menengah.
Baca: Wali Kota Kabul Minta Perempuan Afghanistan Tetap di Dalam Rumah.
Setelah menjanjikan versi yang lebih lembut dari rezim brutal dan represif mereka daripada 1990-an, kelompok fundamentalis itu memperketat kendali mereka atas kebebasan perempuan satu bulan setelah merebut kekuasaan.
"Saya mungkin juga mati," kata seorang wanita, yang dipecat dari peran seniornya di kementerian luar negeri, seperti dikutip AFP.
"Saya bertanggung jawab atas seluruh departemen dan ada banyak wanita yang bekerja dengan saya. Sekarang kami semua kehilangan pekerjaan kami," katanya kepada AFP, bersikeras bahwa dia tidak disebutkan namanya karena takut akan pembalasan.
Penjabat wali kota ibu kota Kabul mengatakan setiap pekerjaan kota yang saat ini dipegang oleh perempuan akan diisi oleh laki-laki.
Itu terjadi setelah kementerian pendidikan memerintahkan guru dan siswa laki-laki kembali ke sekolah menengah pada akhir pekan. Tetapi tidak menyebutkan jutaan pendidik perempuan dan murid perempuan di negara itu.
Taliban pada Jumat juga tampaknya menutup kementerian urusan wanita dan menggantinya dengan lembaga yang menegakkan doktrin agama.