Ia meminta mereka untuk tetap di dalam rumah sebagai ibu rumah tangga.
"Kami membolehkan perempuan yang pekerjaannya tidak dapat digantikan pria. Mereka boleh pergi bekerja setiap hari," kata Namony dalam sebuah tulisan di Twitter, dilansir dari laman Sputnik, Senin, 20 September 2021.
Ini artinya, perempuan Afghanistan yang sebelumnya bekerja di tempat usaha khusus wanita dapat menjalankan aktivitas sehari-hari seperti biasa saat kelompok Taliban belum kembali berkuasa.
"Namun bagi mereka yang jabatannya dapat digantikan pria, kami meminta mereka untuk tetap di dalam rumah hingga situasi kembali normal," ungkap sang wali kota. Ia menekankan bahwa gaji para pekerja perempuan yang tinggal di dalam rumah akan tetap dibayarkan.
Lebih dari 2.900 orang bekerja di sektor perekonomian Kabul, dengan 27 persen di antaranya adalah perempuan. Banyak dari mereka bekerja sebagai perwakilan lokal di kantor-kantor distrik pemerintah ibu kota, di sektor keuangan, dan juga konstruksi.
Pada 7 September lalu, pemimpin Taliban Hibatullah Akhundzada mengatakan bahwa kehidupan di Afghanistan akan berjalan di bawah syariah Islam. Namun di waktu bersamaan, Taliban juga berjanji akan menjadi lebih moderat, berbeda saat mereka berkuasa di periode 1996-2001.
Taliban yang telah membentuk pemerintahan interim berjanji untuk melindungi hak-hak perempuan Afghanistan, termasuk dalam bidang pendidikan dan pekerjaan.
Baca: Sekolah Menengah Afghanistan Kembali Dibuka, Siswi Belum Boleh Masuk
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News