Saat Taliban berkuasa di Afghanistan pada periode 1996-2001, semua perempuan dilarang keluar rumah untuk bekerja dan bersekolah. Selang 20 tahun, Taliban berjanji akan berubah dan melindungi hak-hak perempuan.
Namun sejauh ini, banyak pihak skeptis atas tindakan Taliban yang terlihat bertentangan dengan janji mereka.
"Semuanya terlihat sangat gelap," ucap sekelompok siswi Afghanistan kepada kantor berita BBC, Sabtu, 18 September 2021. Mereka mengonfirmasi bahwa belum diperbolehkan untuk kembali bersekolah.
Setelah merebut Kabul pada 15 Agustus lalu, Taliban mengatakan bahwa perempuan akan diperbolehkan bekerja dan belajar sesuai kerangka aturan Islam. Namun untuk sementara, kata Taliban, perempuan harus berada di dalam rumah hingga situasi keamanan di Afghanistan membaik.
Sekelompok perempuan menentang sikap ini, dan mereka pun turun ke jalan untuk berunjuk rasa. Taliban merespons demonstrasi ini dengan tindakan represif, bahkan terdapat beberapa laporan mengenai pemukulan terhadap pedemo perempuan.
Jumat kemarin, Taliban dikabarkan telah mengganti Kementerian Perempuan dengan kementerian Kebajikan dan Pencegaan Kemaksiatan.
Di era 1990-an, Kementerian Kebajikan pernah berdiri di Afghanistan, yang tugas utamanya adalah memastikan seluruh masyarakat mematuhi syariat Islam secara ketat.
Baca: Taliban Ganti Kementerian Perempuan dengan Departemen Kebajikan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News