Beberapa video muncul di media sosial, memperlihatkan sekelompok perempuan yang tidak bisa masuk ke gedung kementerian. Mereka dikabarkan dilarang masuk oleh Taliban.
Baca: Taliban Larang Staf Wanita Masuk ke Kantor Kementerian Perempuan
Selama kepemimpinan Taliban di Afghanistan di era 1990-an, Kementerian Kebajikan menegakkan aturan ketat agama Islam, termasuk beragam pembatasan terhadap perempuan. Dalam periode itu, perempuan di Afghanistan dilarang pergi ke luar rumah untuk bekerja atau bersekolah.
Setelah Taliban terusir dari kekuasaan usai invasi AS di tahun 2001, perempuan Afghanistan perlahan-lahan mendapatkan hak dasar mereka kembali. Namun kemajuan itu dikhawatirkan runtuh usai berkuasanya kembali Taliban.
Taliban memang telah berjanji untuk berubah dan menegakkan hak-hak perempuan. Namun sejauh ini, beberapa langkah yang diambil kelompok tersebut bertentangan dengan janji.
Salah satu indikasi terlihat dari pembentukan pemerintahan interim oleh Taliban yang semua anggotanya adalah laki-laki.
Sejumlah grup hak asasi manusia telah mengkritik berdirinya kementerian kebajikan Afghanistan di masa lalu yang dinilai membungkam kritik, memaksakan aturan keras terhadap masyarakat -- terutama perempuan -- dan menyebarkan ketakutan serta rasa saling tidak percaya di tengah masyarakat.
Namun seorang anggota Taliban menegaskan bahwa kementerian tersebut bersifat penting.
"Tujuan utamanya adalah menegakkan aturan Islam. Itulah mengapa kami harus memiliki Kementerian Kebajikan dan Pencegahan Kemaksiatan," ujar seorang anggota Taliban bernama Mohammad Yousuf kepada New York Post.
Di era 1990-an, tugas dari kementerian kebajikan di Afghanistan adalah mengerahkan polisi moral untuk berpatroli di tengah masyarakat. Polisi ini ditugaskan untuk memastikan semua masyarakat Afghanistan mematuhi syariah Islam dalam keseharian mereka.
Polisi moral Afghanistan ini dikenal sering memukul perempuan Afghanistan yang dinilai berpakaian tidak sesuai syariah, atau yang ketahuan berada di luar rumah tanpa pendamping pria.
Tidak hanya itu, polisi moral Afghanistan juga ditugaskan untuk memastikan tidak ada perempuan yang keluar rumah untuk pergi ke sekolah.
Mengenai pendidikan, Taliban berjanji akan mengubah sikapnya, dan membolehkan semua perempuan untuk bersekolah atau bahkan berkuliah dengan syarat-syarat tertentu, terutama pemisahan ruang kelas agar tidak bercampur dengan laki-laki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News