Perempuan Afghanistan Tak Terima Taliban Larang Mereka Bekerja
Fajar Nugraha • 20 September 2021 18:12
Selama pemerintahan pertama Taliban pada 1996-2001, perempuan sebagian besar dikeluarkan dari kehidupan publik termasuk dilarang meninggalkan rumah mereka kecuali ditemani oleh kerabat laki-laki.
Di Kabul pada Jumat, sudah muncul tanda-tanda pembentukan kementerian untuk promosi kebajikan dan pencegahan kejahatan. Kantornya didirikan di bekas gedung kementerian untuk urusan perempuan di Kabul.
Wakil kementerian penegak terkenal karena menghukum siapa pun yang dianggap tidak mengikuti interpretasi ketat Taliban tentang Islam.
Protes
Hilangnya peran perempuan dalam masyarakat Afghanistan saat ini memicu terjadinya protes baru. Pada Minggu sekitar belasan wanita memprotes sebentar di luar gedung, tetapi bubar ketika didekati oleh pejabat Taliban.
Tidak ada pejabat dari rezim baru yang menanggapi permintaan komentar pada Senin.
Di Herat, seorang pejabat pendidikan bersikeras bahwa masalah kembalinya guru perempuan dan perempuan ke sekolah adalah masalah waktu, bukan kebijakan.
"Tidak jelas kapan itu akan terjadi: besok, minggu depan, bulan depan, kami tidak tahu," kata Shahabudin Saqib kepada AFP.
"Ini bukan keputusan saya karena kami telah mengalami revolusi besar di Afghanistan,” jelas Saqib.
PBB mengatakan "sangat khawatir" untuk masa depan sekolah perempuan di Afghanistan.
"Sangat penting bahwa semua anak perempuan, termasuk anak perempuan yang lebih tua, dapat melanjutkan pendidikan mereka tanpa penundaan lebih lanjut," kata badan anak-anak PBB, UNICEF.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)