Warga Tiongkok kembali menjalani proses tes covid-19. Foto: AFP
Warga Tiongkok kembali menjalani proses tes covid-19. Foto: AFP

APD dan Panic Buying, Wajah Pandemi Kembali Muncul di Tiongkok

Fajar Nugraha • 15 Maret 2022 16:04
Shanghai: Seorang pejalan kaki Shanghai dikerumuni oleh pejabat kesehatan berpakaian hazmat atau pakaian alat pelindung diri (APD), pita polisi melilit seluruh blok, dan panic buying di pusat perbelanjaan Shenzhen. Tiongkok kembali ke pengendalian virus yang banyak diharapkan telah lama ditinggalkan.
 
Negara ini menghadapi wabah covid-19 terburuk sejak gelombang pertama pandemi muncul di Wuhan pada akhir 2019.
 
Sementara beban kasus harian relatif kecil, sekitar 5.300 tercatat pada Selasa 15 Maret, varian Omicron mengguncang strategi ‘nol-Covid’ Beijing. Itu berarti kembalinya pengujian massal dan pembatasan pergerakan yang ketat.

Baca: Kasus Covid-19 di Tiongkok Terus Meningkat, Jilin Jadi Pusat Wabah.
 
Tepi laut Shanghai yang terkenal biasanya ramai dengan turis dan penduduk lokal, menjadi sunyi minggu ini ketika pihak berwenang bergerak untuk memberantas peningkatan kasus covid-19 di kota terbesar di Tiongkok.
 
Hanya segelintir pejalan kaki bermasker yang memotret cakrawala saat para pekerja diminta untuk tinggal di rumah, siswa beralih ke kelas online, dan makan di restoran dilarang di beberapa distrik.
 
APD dan <i>Panic Buying</i>, Wajah Pandemi Kembali Muncul di Tiongkok
Warga Tiongkok melakukan tes covid-19. Foto: AFP
 
Alih-alih penguncian habis-habisan -,yang diberlakukan di kota-kota lain di seluruh China selama kebangkitan virus baru-baru ini,- pembatasan Shanghai ditargetkan untuk menekan klaster di zona tertentu.
 
Tapi itu membuat warga memilih melalui jaringan dekrit lokal.
 
"Kami diberi tahu tadi malam untuk menangguhkan (layanan makan di tempat) dan kami akan mematuhinya, jika tidak kami harus tutup jika mereka tahu," kata salah satu pemilik restoran di pusat Shanghai kepada AFP.
 
Di distrik tetangga, pemilik restoran lain mengatakan tindakan itu sudah membuat orang tidak mau makan di luar.
 
"Kami tidak memiliki banyak pelanggan akhir-akhir ini," katanya, seraya menambahkan bahwa kecemasan semakin tinggi.
 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan