Kabul: Taliban mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui keberadaan Ayman al-Zawahiri di Afghanistan. Klaim itu dikeluarkan beberapa hari setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan bahwa pemimpin Al-Qaeda itu telah terbunuh oleh serangan pesawat tak berawak di Kabul.
Pernyataan Taliban yang diutarakan dengan hati-hati tidak mengonfirmasi kehadiran Zawahiri di Afghanistan atau mengakui kematiannya. Tetapi mereka menyebut namanya secara resmi pertama sejak serangan Minggu.
Kematian Zawahiri adalah pukulan terbesar bagi Al-Qaeda sejak pasukan khusus AS membunuh Osama bin Laden pada 2011. Namun kondisi ini mempertanyakan janji Taliban untuk tidak menampung kelompok-kelompok militan.
Amerika Serikat memimpin invasi pada 2001 yang menggulingkan pemerintah Taliban pertama, setelah kelompok Islam garis keras menolak untuk menyerahkan Osama bin Laden setelah serangan 9/11.
"Imarah Islam Afghanistan tidak memiliki informasi tentang kedatangan dan tinggal Ayman al-Zawahiri," kata pernyataan Taliban pada Kamis 4 Agustus 2022, dikutip dari AFP, Jumat 5 Agustus 2022.
“Kepemimpinan Imarah Islam Afghanistan telah menginstruksikan badan intelijen untuk mengadakan penyelidikan yang komprehensif dan serius,” imbuh pernyataan itu.
Pejabat Taliban sebelumnya mengakui bahwa serangan pesawat tak berawak AS telah terjadi di pinggiran kota Kabul, tetapi tidak memberikan rincian korban.
Washington mengatakan awal pekan ini bahwa kehadiran Zawahiri jelas merupakan pelanggaran terhadap perjanjian Doha yang ditandatangani pada 2020 yang membuka jalan bagi penarikan pasukan asing dari Afghanistan setahun yang lalu.
Pernyataan Taliban yang diutarakan dengan hati-hati tidak mengonfirmasi kehadiran Zawahiri di Afghanistan atau mengakui kematiannya. Tetapi mereka menyebut namanya secara resmi pertama sejak serangan Minggu.
Kematian Zawahiri adalah pukulan terbesar bagi Al-Qaeda sejak pasukan khusus AS membunuh Osama bin Laden pada 2011. Namun kondisi ini mempertanyakan janji Taliban untuk tidak menampung kelompok-kelompok militan.
Baca: Taliban Selidiki Klaim AS yang Menewaskan Pemimpin Al-Qaeda Ayman Al-Zawahiri. |
Amerika Serikat memimpin invasi pada 2001 yang menggulingkan pemerintah Taliban pertama, setelah kelompok Islam garis keras menolak untuk menyerahkan Osama bin Laden setelah serangan 9/11.
"Imarah Islam Afghanistan tidak memiliki informasi tentang kedatangan dan tinggal Ayman al-Zawahiri," kata pernyataan Taliban pada Kamis 4 Agustus 2022, dikutip dari AFP, Jumat 5 Agustus 2022.
“Kepemimpinan Imarah Islam Afghanistan telah menginstruksikan badan intelijen untuk mengadakan penyelidikan yang komprehensif dan serius,” imbuh pernyataan itu.
Pejabat Taliban sebelumnya mengakui bahwa serangan pesawat tak berawak AS telah terjadi di pinggiran kota Kabul, tetapi tidak memberikan rincian korban.
Washington mengatakan awal pekan ini bahwa kehadiran Zawahiri jelas merupakan pelanggaran terhadap perjanjian Doha yang ditandatangani pada 2020 yang membuka jalan bagi penarikan pasukan asing dari Afghanistan setahun yang lalu.
Kesepakatan dilanggar
Taliban, pada gilirannya, mengatakan Washington telah melanggar kesepakatan itu.
"Fakta bahwa Amerika menginvasi wilayah kami dan melanggar semua prinsip internasional, kami mengutuk keras tindakan itu sekali lagi," ucap pernyataan itu.
“Jika tindakan seperti itu diulangi, tanggung jawab atas konsekuensi apa pun akan berada di Amerika Serikat,” imbuh Taliban.
Taliban mengatakan dalam pernyataan mereka bahwa ‘tidak ada ancaman’ ke negara mana pun dari tanah Afghanistan.
Dalam mengumumkan kematian Zawahiri, Biden menyatakan “keadilan telah diberikan” kepada keluarga korban serangan 9/11 di Amerika Serikat.
Para pejabat AS mengatakan Zawahiri berada di balkon sebuah rumah tiga lantai di ibu kota Afghanistan ketika menjadi sasaran dengan dua rudal Hellfire pada Minggu pagi.
Serangan pesawat tak berawak itu adalah serangan over-the-horizon pertama yang diketahui oleh AS pada target di Afghanistan sejak Washington menarik pasukannya dari negara itu pada 31 Agustus tahun lalu, beberapa hari setelah Taliban kembali berkuasa.
Rumah yang menjadi sasaran serangan itu berada di Sherpur, salah satu lingkungan paling makmur di Kabul, dengan beberapa vila ditempati oleh pejabat tinggi dan komandan Taliban.
Zawahiri mengambil alih Al-Qaeda setelah bin Laden terbunuh, dan kepalanya dihadiahi USD25 juta.
Berita kematiannya datang sebulan sebelum peringatan pertama penarikan terakhir pasukan AS dari Afghanistan dan kembalinya kekuasaan Taliban.
Belum ada negara yang mengakui pemerintah baru Afghanistan, yang perlahan-lahan memperkenalkan kembali interpretasi keras terhadap hukum Islam yang menjadi ciri kekuasaan pertama Taliban.
Sementara pemberontakan telah berakhir, negara itu telah jatuh ke dalam gejolak ekonomi, dengan aset Afghanistan di luar negeri dibekukan, bantuan dibatasi, dan sanksi terhadap para pemimpin utama Taliban.
“Bahkan jika Taliban tidak menghadapi sanksi baru, mencabut yang sudah ada akan lebih sulit setelah penemuan dan pembunuhan Zawahiri di pusat kota Kabul,” kata Nishank Motwani, rekan di Harvard Kennedy School.
“Sebagai konsekuensi dari pembunuhan Zawahiri kemungkinan perpecahan di dalam Taliban akan meluas yang dapat mengakibatkan kekerasan internal,” pungkas Motwani.
"Fakta bahwa Amerika menginvasi wilayah kami dan melanggar semua prinsip internasional, kami mengutuk keras tindakan itu sekali lagi," ucap pernyataan itu.
“Jika tindakan seperti itu diulangi, tanggung jawab atas konsekuensi apa pun akan berada di Amerika Serikat,” imbuh Taliban.
Taliban mengatakan dalam pernyataan mereka bahwa ‘tidak ada ancaman’ ke negara mana pun dari tanah Afghanistan.
Dalam mengumumkan kematian Zawahiri, Biden menyatakan “keadilan telah diberikan” kepada keluarga korban serangan 9/11 di Amerika Serikat.
Para pejabat AS mengatakan Zawahiri berada di balkon sebuah rumah tiga lantai di ibu kota Afghanistan ketika menjadi sasaran dengan dua rudal Hellfire pada Minggu pagi.
Serangan pesawat tak berawak itu adalah serangan over-the-horizon pertama yang diketahui oleh AS pada target di Afghanistan sejak Washington menarik pasukannya dari negara itu pada 31 Agustus tahun lalu, beberapa hari setelah Taliban kembali berkuasa.
Rumah yang menjadi sasaran serangan itu berada di Sherpur, salah satu lingkungan paling makmur di Kabul, dengan beberapa vila ditempati oleh pejabat tinggi dan komandan Taliban.
Zawahiri mengambil alih Al-Qaeda setelah bin Laden terbunuh, dan kepalanya dihadiahi USD25 juta.
Baca: Pemimpin Al-Qaeda Tinggal di Rumah Mewah Kabul Dekat dengan Kedubes AS. |
Berita kematiannya datang sebulan sebelum peringatan pertama penarikan terakhir pasukan AS dari Afghanistan dan kembalinya kekuasaan Taliban.
Belum ada negara yang mengakui pemerintah baru Afghanistan, yang perlahan-lahan memperkenalkan kembali interpretasi keras terhadap hukum Islam yang menjadi ciri kekuasaan pertama Taliban.
Sementara pemberontakan telah berakhir, negara itu telah jatuh ke dalam gejolak ekonomi, dengan aset Afghanistan di luar negeri dibekukan, bantuan dibatasi, dan sanksi terhadap para pemimpin utama Taliban.
“Bahkan jika Taliban tidak menghadapi sanksi baru, mencabut yang sudah ada akan lebih sulit setelah penemuan dan pembunuhan Zawahiri di pusat kota Kabul,” kata Nishank Motwani, rekan di Harvard Kennedy School.
“Sebagai konsekuensi dari pembunuhan Zawahiri kemungkinan perpecahan di dalam Taliban akan meluas yang dapat mengakibatkan kekerasan internal,” pungkas Motwani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News