Taipei: Pemerintah Taiwan masih menangguhkan masuknya Pekerja Migran Indonesia (PMI). Jumat kemarin, Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani mempertanyakan apakah perpanjangan penangguhan penempatan PMI ke Taiwan ini melibatkan masalah politik atau tidak.
Berdasarkan keterangan tertulis Taipei Economic and Trade Office (TETO) yang diterima Medcom.id pada Sabtu, 19 Desember 2020, Taiwan mengeluarkan respons sebagai berikut:
Apakah ini melibatkan pertimbangan politik?
1. TETO sekali lagi menegaskan bahwa Taiwan dan Indonesia memiliki hubungan bilateral erat. Perpanjangan periode penangguhan penempatan PMI ke Taiwan adalah semata-mata berdasarkan pertimbangan pencegahan epidemi virus korona (covid-19) dan tidak memiliki implikasi politik. Pemerintah Taiwan bersedia untuk membuka kembali penempatan PMI ke Taiwan setelah Taiwan-Indonesia mencapai konsensus tentang langkah-langkah pencegahan epidemi.
Baca: Tes PCR Tak Akurat, Pekerja Indonesia Dilarang Masuk ke Taiwan
2. Lebih dari dua bulan terakhir, PMI telah menjadi sumber utama kasus terkonfirmasi covid-19 dari luar Taiwan. Dengan statistik sebagai berikut:
Sejak 16 Oktober hingga 17 Desember 2020, Taiwan telah menemukan total 226 kasus impor, 127 orang diantaranya adalah PMI, menempati lebih dari 50?, menjadikan PMI sebagai sumber terbesar dari kasus impor yang dikonfirmasi di Taiwan.
Hal ini sangat mengancam keselamatan masyarakat Taiwan. Serta di antara 127 PMI, ada 76 orang yang membawa hasil pemeriksaan PCR negatif dari Indonesia, namun setelah diperiksa di Taiwan dikonfirmasi positif, proporsinya cukup tinggi mencapai 60%. Hal ini mengejutkan dan menimbulkan perhatian serius dari masyarakat Taiwan.
3. Ada juga kasus terkonfirmasi dari pekerja migran asal Filipina yang masuk ke Taiwan, mengapa tidak ada larangan bagi pekerja migran asal Filipina dan hanya melarang PMI masuk ke Taiwan?
Filipina, Vietnam, dan Thailand juga merupakan negara sumber utama pekerja migran di Taiwan. Menurut statistik, mulai 16 Oktober sampai 17 Desember 2020, Vietnam dan Thailand mencatat "NOL" kasus impor di Taiwan, sedangkan Filipina memiliki 34 kasus. Namun dari 34 kasus tersebut, hanya 4 kasus yang membawa hasil pemeriksaan PCR negatif dari Filipina yang terkonfirmasi positif setelah melakukan pemeriksaan di Taiwan, hanya menempati proporsi 9%, jauh lebih rendah dibandingkan proporsi 60% dari Indonesia.
Data di atas menunjukkan bahwa pekerja migran dari Filipina, Thailand, dan Vietnam, dalam jumlah yang terkonfirmasi COVID-19 maupun proporsi yang membawa hasil pemeriksaan PCR negatif dan kemudian terkonfirmasi positif setelah pemeriksaan PCR di Taiwan, jauh lebih rendah dibandingkan dengan Indonesia. Larangan PMI masuk ke Taiwan semata-mata dikarenakan terlalu banyak kasus impor dari PMI dan tingkat perbedaan hasil pemeriksaan PCR terlalu tinggi.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan