Korut Uji Rudal Balistik Antarbenua Terbaru, Terbesar Sejak 2017
Fajar Nugraha • 25 Maret 2022 09:27
Pihak berwenang Jepang mengatakan tampaknya itu adalah ICBM "tipe baru" yang terbang selama 71 menit dan mendarat di perairan teritorial Jepang.
"Ini adalah tindakan yang keterlaluan, tidak dapat dimaafkan," kata Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Brussels di mana ia akan bertemu dengan anggota Kelompok Tujuh (G7).
“Korea Utara mengancam perdamaian dan keamanan Jepang, kawasan dan komunitas internasional. Ini tidak bisa diterima,” tambah Kishida.
Dalam panggilan telepon Kamis malam, Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken "mengutuk keras" peluncuran tersebut, menurut sebuah pernyataan dari kementerian luar negeri Tokyo.
Hwasong-17
Korea Utara telah melakukan tiga tes ICBM, yang terakhir pada November 2017, dari sebuah Hwasong-15 - yang dianggap cukup kuat untuk mencapai daratan Amerika Serikat.
Negeri Kim Jong-un itu mendambakan ICBM yang dapat membawa banyak hulu ledak. Baik Korsel dan AS mengatakan, telah menguji Hwasong-17, ICBM raksasa yang pertama kali diluncurkan pada Oktober 2020.
Meskipun terkena sanksi internasional atas program senjatanya, Pyongyang telah menggandakan upaya Kim untuk memodernisasi militer, sementara mengabaikan tawaran pembicaraan AS.
Dari rudal balistik hipersonik hingga jarak menengah, Pyongyang telah menguji rakit persenjataan terlarang pada 2022, termasuk dua peluncuran baru-baru ini yang diklaim sebagai "satelit pengintai".
Amerika Serikat dan Korea Selatan mengatakan bulan ini bahwa tes ini sebenarnya dari komponen Hwasong-17 dan memperingatkan Pyongyang sedang bersiap untuk menguji coba ICBM dari jarak penuh.