Dilansir dari AFP, Jumat, 26 November 2021, simpati internasional untuk Taiwan memiliki tempat di panggung dunia tumbuh. Terutama di antara negara-negara barat, sebagai pemimpin otoriter Tiongkok, Xi Jinping mengambil pendekatan yang semakin agresif terhadap pulau tersebut.
Tiongkok mengklaim Taiwan yang demokratis dengan pemerintahan sendiri sebagai wilayahnya. Tiongkok menegaskan, akan merebut Taiwan dengan paksa apabila perlu, dan telah meningkatkan upaya guna mengisolasi Taiwan secara diplomatis.
“Ketika berita perjalanan kami tersiar kemarin, kantor saya menerima pesan blak-blakan dari Kedutaan Besar Tiongkok, yang meminta saya untuk membatalkan perjalanan,” tulis anggota Kongres AS yang menjadi salah satu delegasi, Elissa Slotkin di Twitter.
Satu-satunya anggota Partai Republik di grup delegasi, Nancy Mace pun mencuit kedatangannya dengan selfie dan mengatakan, “Baru saja mendarat di Republik Taiwan”.
Pilihan sejumlah kata Mace dinilai penting, karena nama resmi Taiwan adalah Republik Tiongkok, namun mereka yang menyukai kemerdekaan sering menggunakan frasa Republik Taiwan sebagai gantinya.
Tiongkok menolak setiap penggunaan kata “Taiwan” atau referensi apa pun ke pulau tersebut sebagai “negara” dan isyarat diplomatik yang mungkin memberikan rasa legitimasi internasional ke Taiwan.
Taiwan diketahui hanya diakui oleh 15 negara lain, namun mempertahankan hubungan diplomatik de facto dengan banyak negara.
Kunjungan terakhir oleh anggota parlemen terjadi, setelah Taiwan diundang untuk bergabung dengan KTT demokrasi yang direncanakan Biden. Undangan tersebut menimbulkan teguran keras dari Tiongkok.
Hal tersebut juga terjadi beberapa hari setelah Tiongkok menurunkan hubungan diplomatik dengan Lithuania. Negara Baltik tersebut diketahui mengizinkan Taiwan untuk membuka kedutaan de facto.
Delegasi AS mendarat pada Kamis malam, setelah merayakan Thanksgiving dengan pasukan AS di Korea Selatan (Korsel). Delegasi dipimpin oleh Ketua Komite DPR untuk Urusan Veteran, Mark Takano, termasuk Colin Allred, Sara Jacobs, serta Slotkin dan Mace.
Juru Bicara Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, Xavier Chang mengatakan, kunjungan tersebut menunjukkan “persahabatan Taiwan-AS yang kuat” dan “dukungan bipartisan yang solid untuk memperdalam hubungan” di Kongres.
Institut AS di Taiwan, kedutaan de facto AS pun mengatakan, kunjungan dua hari tersebut akan melibatkan “hubungan AS-Taiwan, keamanan regional, dan masalah penting lainnya yang menjadi kepentingan bersama”.
Di AS, dukungan untuk Taiwan dan 23 juta penduduknya adalah masalah yang jarang terjadi, dimana terdapat konsensus lintas partai. AS tetap menjadi sekutu utama dan pemasok senjata terbesarnya, meskipun mengalihkan pengakuan ke Tiongkok pada 1979.
Sejak pemilihannya pada 2016, Ing-wen telah mencoba untuk menegaskan identitas khas Taiwan, yang memicu kemarahan Tiongkok.
Tiongkok diketahui telah meningkatkan kegiatan militer di dekat Taiwan dalam beberapa tahun terakhir. Peningkatan tersebut menjadi rekor jumlah pesawat yang masuk ke Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) Taiwan pada awal Oktober lalu. (Nadia Ayu Soraya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News