Tak ketinggalan, Dubes RI Dhaka, Rina Soemarno juga menyampaikan apresiasi atas inisiatif penyelenggaraan Kelas BIPA secara daring. Dengan demikian, calon peserta dari Bangladesh, India, dan Sri Lanka bisa belajar dari mana saja sebelum mereka berada di Indonesia.
Rina meyakini, kelas para peserta BIPA secara virtual akan menjadi kelas akan fungsional, efektif, dan menyenangkan sebagaimana kelas sebelumnya yang berlangsung secara tatap muka.
"Terlebih belajar Bahasa Indonesia itu akan mudah dan menyenangkan, seperti yang disampaikan banyak orang yang pernah belajar Bahasa Indonesia. Tata bahasa dan gramatikanya tidak rumit dan akar Bahasa Indonesia ada dalam Bahasa Sanskrit, merupakan bahasa dan kebudayaan yang telah kita sebarkan," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa Bahasa Indonesia dituturkan oleh 270 juta warga Indonesia, atau 7% dari penduduk dunia yang dipahami dan digunakan sebagai bahasa komunikasi di antara penduduk warga negara ASEAN dari Malaysia, Brunei, Singapura, serta orang-orang yang berada di Thailand bagian Selatan.
Dengan demikian, sekitar 300 juta orang bercakap-cakap menggunakan dan memahami Bahasa Indonesia dengan baik. Perlu diketahui, Bahasa Indonesia juga diajarkan di perguruan tinggi di beberapa negara, seperti Australia, Jerman, China, Korea Selatan, Russia, Inggris, Belanda, dan lain-lain.
"Bahasa Indonesia menjadi bagian dari fasilitas yang disediakan dalam pertemuan atau kerja sama dengan 3.000 orang Indonesia pembawa misi perdamaian yang bekerja di delapan kantor Misi Perdamaian di bawah UN," imbuhnya.
Lebih lanjut Rina menuturkan bahwa program tahunan Kementan yaitu beasiswa bagi anggota militer dari berbagai negara seperti dari Bangladesh, India, dan Sri Lanka untuk mengikuti diklat Sesko atau Lemhanas. Beasiswa ini adalah salah satu upaya untuk memperkuat kerja sama bilateral di bidang militer dan juga hubungan persahabatan antara anggota militer atas dasar saling menghargai dan menguntungkan.
Di samping itu, kerja sama internasional semacam ini tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk membangun kemampuan militer dan pertahanan, melainkan juga bagian dari diplomasi pencegahan konfik yang membangun kepercayaan diri. “Saya merasa senang karena adanya kesinambungan kerja sama bilateral di bidang militer dan pertahanan antara Indonesia dan Bangladesh,” ucap Rina.
Perlu diketahui, hingga saat ini tercatat 46 anggota TNI yang kuliah dan kursus di NDC, DSCSC, BIPSOT, dan berbagai seminar yang diselenggarakan di Bangladesh. Di antaranya saat ini terdapat tiga anggota TNI yang kuliah di NDC dan DSCSC. Sementara itu, dari Bangladesh hanya mengirimkan sekitar 20 anggota militernya telah berkunjung ke Indonesia pada beberapa tahun belakang ini, dan di antaranya enam orang kuliah di Lemhanas.
Ungkapan terima kasih secara khusus juga Rina sampaikan kepada Chief of Army Staff General Aziz Ahmed dari Bangladesh yang telah berkunjung ke Indonesia pada Agustus 2019. Kunjungan tersebut berdampak terhadap ketersediaan calon dari Bangladesh untuk mengikuti Sesko di Indonesia mulai tahun ini.
"Semoga para pemelajar BIPA menikmati kursus daringnya dan sukses dalam upayanya menguasai Bahasa Indonesia hingga Juni 2021 nanti," tutup Rina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News