Delegasi Taliban berada di Norwegia untuk melakukan pembicaraan dengan diplomat barat. Foto: AFP
Delegasi Taliban berada di Norwegia untuk melakukan pembicaraan dengan diplomat barat. Foto: AFP

Taliban Temui Diplomat Barat Bahas Kebebasan untuk Perempuan

Fajar Nugraha • 24 Januari 2022 14:48
Oslo: Para diplomat Taliban dan pihak Barat bertemu di Oslo, Norwegia pada Senin 24 Januari 2022 untuk membicarakan krisis kemanusiaan dan hak asasi manusia Afghanistan. Terutama para wanita yang kebebasannya telah dikekang oleh kelompok Islam garis keras itu.
 
Dalam kunjungan pertama mereka ke Eropa sejak kembali berkuasa pada Agustus, Taliban akan bertemu dengan perwakilan Amerika Serikat (AS), Prancis, Inggris, Jerman, Italia, Uni Eropa, dan Norwegia. Delegasi Taliban dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Amir Khan Muttaqi.
 
Diskusi tertutup, yang difasilitasi oleh Norwegia, diadakan di Soria Moria Hotel, di puncak bukit bersalju di luar Oslo.

Diskusi diharapkan fokus pada situasi kemanusiaan Afghanistan, yang telah memburuk secara drastis sejak Agustus lalu ketika kaum fundamentalis kembali berkuasa 20 tahun setelah digulingkan.
 
Bantuan internasional terhenti, memperburuk keadaan jutaan orang yang sudah menderita kelaparan setelah beberapa kekeringan parah.
 
Thomas West, perwakilan khusus AS untuk Afghanistan, mentweet pada hari Minggu: “Ketika kami berusaha untuk mengatasi krisis kemanusiaan bersama dengan sekutu, mitra, dan organisasi bantuan, kami akan melanjutkan diplomasi mata jernih dengan Taliban mengenai keprihatinan kami dan minat kami yang tetap pada Afghanistan yang stabil, menghormati hak dan inklusif.”
 
Belum ada negara yang mengakui pemerintah Taliban, dan Menteri Luar Negeri Norwegia Anniken Huitfeldt menekankan pembicaraan itu “tidak akan mewakili legitimasi atau pengakuan terhadap Taliban”.
 
“Tetapi kita harus berbicara dengan otoritas de facto di negara ini. Kami tidak bisa membiarkan situasi politik mengarah pada bencana kemanusiaan yang lebih buruk lagi,” kata Huitfeldt, Jumat.
 

 
Sementara itu Juru Bicara Pemerintah Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan, pihaknya berharap pembicaraan akan membantu mengubah suasana perang  menjadi situasi damai.
 
Sejak Agustus, bantuan internasional, yang mendanai sekitar 80 persen anggaran Afghanistan, telah ditangguhkan dan Amerika Serikat telah membekukan aset senilai USD9,5 miliar di bank sentral Afghanistan.
 
Pengangguran telah meroket dan gaji pegawai negeri belum dibayarkan selama berbulan-bulan di negara ini, yang telah dirusak oleh beberapa kekeringan parah.
 
Kelaparan sekarang mengancam 23 juta warga Afghanistan, atau 55 persen dari populasi, menurut PBB, yang mengatakan membutuhkan USD4,4 miliar dari negara-negara donor tahun ini untuk mengatasi krisis kemanusiaan.


Pemecah Kebekuan

Komunitas internasional sedang menunggu untuk melihat bagaimana Taliban berniat untuk memerintah setelah dituduh menginjak-injak hak asasi manusia selama masa kekuasaan pertama mereka antara tahun 1996 dan 2001.
 
Sementara pihak Taliban mengklaim telah memodernisasi, sebagian besar perempuan masih dikecualikan dari pekerjaan sektor publik dan sebagian besar sekolah menengah untuk anak perempuan tetap tutup. Dua aktivis perempuan menghilang minggu ini di Kabul.
 
Pada Minggu, selama hari pertama dari kunjungan tiga hari ke Oslo, Taliban bertemu dengan anggota masyarakat sipil Afghanistan, termasuk aktivis perempuan dan jurnalis, untuk pembicaraan tentang hak asasi manusia.
 

 
Salah satu dari mereka yang menghadiri pertemuan itu adalah aktivis hak-hak perempuan Jamila Afghani.
 
“Itu adalah pertemuan yang positif,” ujar Afghani, seperti dikutip AFP.
 
“Taliban menunjukkan niat baik. Mari kita lihat apa tindakan mereka, berdasarkan kata-kata mereka,” katanya.
 
Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan dalam sebuah tweet: "Semua warga Afghanistan perlu bekerja sama untuk hasil politik, ekonomi dan keamanan yang lebih baik".
 
“Para peserta menyadari bahwa pemahaman dan kerja sama bersama adalah satu-satunya solusi,” imbuhnya.
 
Ke-15 anggota delegasi yang semuanya laki-laki tiba pada Sabtu dengan menggunakan pesawat yang disewa oleh Pemerintah Norwegia.
 
Di antara mereka adalah Anas Haqqani, seorang pemimpin faksi paling ditakuti dan paling kejam dari gerakan Taliban – jaringan Haqqani, yang bertanggung jawab atas beberapa serangan paling dahsyat di Afghanistan. Partisipasinya telah banyak dikritik di media sosial.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan