Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe akan tangkap pada demonstran. Foto: AFP
Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe akan tangkap pada demonstran. Foto: AFP

Baru Terpilih, Presiden Baru Sri Lanka Bersumpah Tangkap Para Demonstran

Fajar Nugraha • 21 Juli 2022 10:07
Kolombo: Penolakan terhadap pemilihan Ranil Wickremesinghe oleh anggota parlemen sebagai Presiden baru Sri Lanka, dapat meluas menjadi kekerasan. Ini setelah dia mengatakan dia tidak akan mentolerir protes 'melanggar hukum'
 
Sri Lanka pun bersiap untuk lebih banyak kerusuhan setelah presiden yang baru diangkat, Ranil Wickremesinghe, bersumpah untuk menindak protes yang menggulingkan pendahulunya, mengutuk mereka sebagai "melawan hukum".
 
Berbicara setelah menjadi anggota parlemen memilihnya sebagai penerus Gotabaya Rajapaksa, Wickremesinghe menjelaskan bahwa dia tidak akan mentolerir orang-orang yang dia anggap memicu kekerasan.

“Jika Anda mencoba menggulingkan pemerintah, menduduki kantor presiden dan kantor perdana menteri, itu bukan demokrasi. Ttu bertentangan dengan undang-undang,” kata Wickremesinghe, seperti dikutip Guardian, Kamis 21 Juli 2022.
 
“Kami akan menindak tegas mereka sesuai hukum. Kami tidak akan membiarkan minoritas pengunjuk rasa menekan aspirasi mayoritas diam yang menuntut perubahan dalam sistem politik,” tegasnya.
 
Baca: Demonstrasi Sambut Terpilihnya Ranil Wickremesinghe Sebagai Presiden Sri Lanka.

Dalam beberapa hari terakhir, Wickremesinghe, yang mengumumkan keadaan darurat minggu ini, telah membuat pernyataan yang menyebut pengunjuk rasa sebagai ‘fasis’ dan menunjukkan bahwa dia tidak akan takut untuk menindak demonstrasi.
 
Kurang dari satu jam setelah dia dinyatakan sebagai presiden pada Rabu 20 Juli 2022, sebuah perintah pengadilan dikeluarkan yang melarang siapa pun berkumpul dalam radius 50 meter dari sebuah patung yang berdiri di Galle Face di Kolombo. Itu adalah tempat para pengunjuk rasa yang didorong oleh keruntuhan ekonomi negara itu telah berkemah, selama berbulan-bulan.
 
Namun, warga menentang perintah tersebut dan puluhan orang berkumpul di tangga kantor presiden, yang masih ditempati oleh gerakan protes, untuk meneriakkan seruan “kesepakatan Ranil” – merujuk pada reputasi Wickremesinghe sebagai politisi licik – serta “ Perampok bank Ranil”, mengacu pada penipuan obligasi bank yang melibatkannya. Ratusan polisi dan militer berdiri di pinggiran tetapi tidak ikut campur dalam rapat umum.
 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan