Wickremesinghe telah enam kali menjadi perdana menteri dan dekat dengan keluarga Rajapaksa. Para pengunjuk rasa takut bahwa dia akan melindungi Rajapaksa agar tidak dimintai pertanggungjawaban, seperti yang dituduhkan kepadanya di masa lalu. Dia juga diyakini tidak akan menghasut perubahan konstitusi yang dituntut oleh gerakan protes, termasuk diakhirinya sistem kepresidenan eksekutif.
Wickremesinghe akan menjabat selama sisa masa jabatan Rajapaksa, hingga November 2024.
“Ranil akan diusir, dia bajingan dan dia tidak memiliki mandat,” kata Anura Goonaratna, 53, seorang eksportir mainan.
“Gerakan protes ini akan menjadi lebih buruk. Harus ada akhir untuk ini dan satu-satunya akhir yang akan kami terima adalah membuang Ranil, apa pun yang terjadi,” tuturnya
Direktur CIA William Burns mengatakan negara-negara harus melihat “tempat seperti Sri Lanka hari ini –,berutang banyak kepada Tiongkok,– yang telah membuat beberapa taruhan yang sangat bodoh tentang masa depan ekonomi mereka. Hal tersebut membuat negara ini menderita konsekuensi yang cukup besar, baik ekonomi dan politik, sebagai akibatnya.
Baca: Wickremesinghe Serukan Persatuan untuk Kembali Bangkitkan Sri Lanka. |
“Itu, saya pikir, harus menjadi pelajaran bagi banyak pemain lain – tidak hanya di Timur Tengah atau Asia Selatan, tetapi di seluruh dunia – tentang membuka mata lebar-lebar tentang transaksi semacam itu,” jelasnya.
Tiongkok telah banyak berinvestasi di Sri Lanka dan bekerja erat dengan mantan presiden Rajapaksa. Rajapaksa melarikan diri dari negara itu dan mengundurkan diri pekan lalu dalam menghadapi protes massal atas kondisi ekonomi yang mengerikan, dengan pulau itu hampir kehabisan pasokan makanan dan bahan bakarnya.
Sri Lanka telah banyak meminjam dari Tiongkok untuk proyek infrastruktur, beberapa di antaranya berakhir membuat mereka dalam kesulitan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News