Dubes Indonesia untuk Tiongkok Djauhari Oratmangun dalam kegiatan bertajuk Re-Accessing Indonesia’s Trade and Investment through Local Currency Settlement. (KJRI Guangzhou)
Dubes Indonesia untuk Tiongkok Djauhari Oratmangun dalam kegiatan bertajuk Re-Accessing Indonesia’s Trade and Investment through Local Currency Settlement. (KJRI Guangzhou)

2 Perusahaan Tiongkok Berbagi Kisah Sukses Berinvestasi di Indonesia

Willy Haryono • 26 Desember 2021 12:03
Beijing: Forum Promosi yang digagas KJRI Guangzhou bekerja sama dengan Bank Indonesia, China Council for the Promotion of International Trade Guangdong Sub-council (CCPIT Guangdong), dan UOB China yang bertema "Re-Accessing Indonesia’s Trade and Investment through Local Currency Settlement (LCS)," telah sukses diselenggarakan dengan metode hibrida.
 
Jumlah total keseluruhan peserta mencapai 200 orang, dengan mereka yang hadir secara fisik sebanyak 50 orang dan sisanya bergabung melalui webinar.
 
Acara dibuka Vice President CCPIT Guangdong, Fan Xinlin, dan President & CEO UOB China, Peter Foo Moo-Tan. Forum ini menghadirkan pembicara utama, yaitu Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok dan Mongolia, Djauhari Oratmangun dan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti.

Selain itu, dalam forum ini juga disajikan paparan dari beberapa pembicara pakar, antara lain Deputi Perencanaan Investasi Kementerian Investasi/BKPM, Nurul Ichwan, Direktur Eksekutif Pengembangan Pasar Keuangan, Donny Hutabarat, dan Alternate Country CEO/Head of Global Markets UOB China, Mark Yang.
 
Dalam kesempatan tersebut, dua perusahaan Tiongkok yang telah lama berinvestasi di Indonesia, SGMW Automobile dan Huawei Indonesia, juga berkesempatan membagikan pengalaman kisah suksesnya berinvestasi di Indonesia. Pihak SGMW yang memproduksi mobil Wuling, diwakili oleh Overseas Business & Engineering Center General Manager, Lisa Li. Sementara Huawei Indonesia diwakili oleh Chief Financial Officer, Han Ding.
 
Dubes Djauhari Oratmangun menyambut baik kesepakatan LCS yang diimplementasikan September ini. Berkat LCS, pelaku bisnis dapat menikmati biaya transaksi yang lebih rendah dan memiliki opsi untuk pembiayaan perdagangan serta investasi langsung dalam mata uang lokal. Ia juga menyampaikan apresiasi atas minat perusahaan-perusahaan Tiongkok seperti Huawei dan Wuling yang turut berinvestasi di Indonesia.
 
Baca:  BI: Transaksi Perdagangan dan Investasi Pakai Rupiah dan Yuan Capai USD15 Juta/Bulan
 
"Sejak Republik Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok menjadi mitra strategis komprehensif pada tanggal 2 Oktober 2013, kedua negara ini telah melahirkan kerja sama-kerja sama hebat di berbagai bidang, termasuk perdagangan, investasi, dan kesehatan. Sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, dan diproyeksikan menjadi ekonomi terbesar ke-4 global pada tahun 2050, Indonesia membuka pintu selebar-lebarnya bagi investor mancanegara, tak terkecuali Tiongkok, untuk menjadi bagian dari pertumbuhan yang dahsyat ini," ucap Dubes Djauhari, dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Minggu, 26 Desember 2021.
 
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti mengatakan bahwa Tiongkok merupakan negara kedua terbesar diukur dari nilai investasi asing langsung/foreign direct investment (FDI) di Indonesia. Perjanjian LCS dengan Tiongkok pun telah menunjukkan perkembangan yang menjanjikan, dengan rata-rata transaksi bulanan mencapai USD 15 juta per bulan, dalam 3 bulan terakhir.
 
"Kami optimistis transaksi LCS akan terus meningkat, sejalan dengan peningkatan aktivitas perdagangan dan investasi. Berbagai quick win telah kami siapkan untuk mempromosikan LCS, termasuk bantuan teknis bagi eksportir maupun importir, untuk melakukan transaksi LCS riil dari hulu ke hilir. Sehingga, kemudahan yang ditawarkan LCS akan berdampak positif pada penyerapan FDI di Indonesia," tutur Destry.
 
 
Halaman Selanjutnya
Sementara itu Han Ding, Chief…
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan