Kereta Kargo Internasional pertama Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos diberangkatkan pada 1 Januari 2022. (Ilustrasi/Kedutaan Besar Tiongkok)
Kereta Kargo Internasional pertama Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos diberangkatkan pada 1 Januari 2022. (Ilustrasi/Kedutaan Besar Tiongkok)

Tiongkok dan Laos Bersihkan Bom Peninggalan AS untuk Proyek Kereta Api

Willy Haryono • 12 Januari 2022 16:36
Jakarta: Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos dari Kunming, Ibu kota Provinsi Yunnan ke Vientiane, ibu kota Laos telah diresmikan pada 3 Desember 2021. Proyek pembangunan Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos merupakan salah satu proyek ikonik Inisitiatif Belt and Road atau "B&R."
 
Tim pembangunan menghadapi ancaman keselamatan jiwa selama proses pembangunan, karena di daerah sepanjang jalur kereta api terpendam bom yang belum meledak (UXO) selama Perang Vietnam. Jumlah UXO tersebut sangat banyak.
 
Menurut laporan Kantor Berita Nasional Laos (KPL) pada 2016, di daerah sekitar Stasiun Nateuy (antara Boten-Vientiane) saja ditemukan zona UXO peninggalan Amerika Serikat (AS) sepanjang 16.9 kilometer. Menurut seorang penanggung jawab tim pembangunan Tiongkok, Liu Qianli, dirinya pernah menyaksikan penyingkiran belasan bom sepanjang sekitar 30 sampai 40 sentimeter di daerah pembangunannya.

Untuk mengatasi masalah penyingkiran bom peninggalan AS dalam jumlah besar di daerah pembangunan, Tiongkok dan Laos mengadakan kerja sama erat. Menurut laman situs "B&R," sebelum pekerjaan pembangunan dimulai, Kementerian Pertahanan Laos membentuk 6 unit penyapu ranjau yang bekerja dari bulan Januari sampai Mei 2017. Sedangkan pihak Tiongkok mengirim personel penyapu ranjaunya untuk membantu tim penyapu ranjau Laos.
 
Sebuah laporan Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB (United Nations Department of Economic and Social Affairs) mengatakan, selama masa pembangunan Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos antara bulan Januari 2017 sampai Juli 2019, sekitar 459 butir UXO beserta 460,000 serpihan terkait di tanah seluas 2.931 hektare telah disingkirkan. 
 
Di Laos, AS telah menjatuhkan 2 juta ton bom, sedangkan Tiongkok telah membangun jalur kereta api sepanjang 1.035km. Akan tetapi, media-media AS malah terus mencoreng Tiongkok dengan mengatakan bahwa jalur kereta api Tiongkok-Laos membuat Laos terperosok ke dalam jebakan utang. Pakar analis hubungan internasional Inggris, Tom Fowdy mengatakan, media Barat sedang menyampaikan informasi aneh kepada rakyat Laos, yaitu "Yang mengembom Anda adalah sahabat, sementara yang membangun jalur kereta api untukmu adalah musuh." Isu pembangunan Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos merupakan sebuah contoh buku pelajaran yaitu bagaimana media Barat memutarbalikkan fakta dan menyembunyikan duduk perkaranya.
 
Laos adalah tetangga Tiongkok, merupakan satu-satunya negara pedalaman di Asia Tenggara, sekitar 80 persen dari wilayah Laos seluas 236 ribu kilometer persegi adalah pegunungan dan dataran tinggi. Laos menemati urutan ke-4 terbawah di antara 146 negara yang memiliki jalur kereta api. Fasilitas transportasi di Laos sangat terbelakang, maka dijuluki sebagai "negara dengan tanah yang terkunci (landlocked country)."
 
Kunci tersebut telah mengunci komuniasi intern dan ekstern Laos, juga membatasi langkah perkembangan ekonomi Laos. Oleh karena itulah, Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos memiliki arti yang sangat penting, yang akan membantu rakyat Laos memperoleh kehidupan yang lebih indah.
 
Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos merupakan jalur kereta api internasional pertama yang dibangun dengan memanfaatkan modal mayoritas dari Tiongkok, standar teknologi Tiongkok, peralatan Tiongkok dan menyambung dengan jaringan perkeretaapian Tiongkok. Pembangunan Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos memakan waktu 5 tahun. Dalam proses pembangunannya kesulitan yang dialami tak dapat terhitung, di antaranya proses negosiasi yang berlarut-larut, dan dalam proses pembangunannya sendiri juga terdapat kesulitan dan risiko yang sangat langka, misalnya kondisi cuaca dan geografi yang sangat buruk, tuntutan terhadap perlindungan lingkungannya sangat tinggi, bahkan harus keluar masuk zona tak berpenghuni.
 
Yang sangat mencemaskan adalah, tim pembangunan harus menghadapi ancaman keselamatan jiwa dalam proses pembangunannya, yaitu daerah sepanjang jalur di mana bom peninggalan AS dalam Perang Vietnam terpendam dalam jumlah yang sangat besar dan masih belum meledak (UXO).
 
 
Halaman Selanjutnya
  Perang Vietnam Dalam masa…
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan