Yangon: Seorang remaja perempuan berusia 16 tahun terjebak dalam baku tembak dalam penumpasan protes di Myanmar. Orangtuanya mengambil risiko ditangkap dalam upaya panik untuk membawanya ke rumah sakit.
Negara itu gempar sejak militer menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dalam kudeta 1 Februari. Itu memicu pemberontakan massal yang telah membawa ratusan ribu orang ke jalan menuntut kembali ke demokrasi.
Baca: Grup HAM: Total 202 Pedemo Myanmar Tewas Sejak Awal Kudeta.
Tetapi ketika pihak berwenang semakin beralih ke cara mematikan untuk mengatasi perbedaan pendapat, semakin banyak warga sipil dan pengamat yang sekarat karena luka tembak.
Korban terakhir adalah seorang gadis yang dikenal dengan nama samaran Ngwe Oo, di Wundwin, sebuah kota terpencil di wilayah Mandalay tengah. Dia sedang dalam perjalanan ke pasar ketika peluru karet menghantamnya pada Selasa 16 Maret 2021.
"Dia akan membeli sayuran, tapi kemudian pasukan keamanan menembaknya dari kejauhan. Dia bahkan tidak ikut protes,” kata seorang dokter kepada AFP, Rabu, 17 Maret 2021.
“Apa yang terjadi kemudian adalah perjalanan enam jam yang panik untuk membawa Ngwe Oo ke rumah sakit,” ucap dokternya.
Mereka yang membawa gadis itu mengemudi meskipun jam malam diberlakukan junta. Para dokter juga kurang kepercayaan pada layanan kesehatan milik militer.
Orangtuanya awalnya membawanya ke klinik yang dikelola amal, yang membalut kepalanya tetapi menyatakan lukanya terlalu serius. Mereka kemudian pergi ke rumah sakit kota, di mana staf mengatakan mereka tidak memiliki kemampuan untuk merawat Ngwe Oo dan merujuk mereka ke rumah sakit militer terdekat di Pyin Oo Lwin, sekitar tiga jam perjalanan.
Dokter La Min, yang menolak memberikan nama aslinya karena takut akan reaksi dari pihak berwenang, mengatakan kepada AFP bahwa orangtua gadis itu putus asa.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan