Pihak-pihak komponen GRS, termasuk barisan Nasional (BN), Perikatan Nasional (PB), dan Parti Bersatu Sabah (PBS) belum mengumumkan identitas menteri utama Sabah berikutnya. Orang yang akan memimpin pemerintahan negara bagian tersebut.
Dilansir dari Channel News Asia, Senin, 28 September 2020, Warisan Plus meraih 32 kursi dan calon independen memenangkan tiga kursi tersisa.
Kemenangan GRS tak lepas dari kampanye PM Malaysia, Muhyiddin Yassin. Ia mendesak warga Sabar untuk memilih GRS dengan meluncurkan manifesto yang menjanjikan lebih banyak pekerjaan, dana untuk membangun infrastruktur, dan lebih banyak dukungan untuk warga miskin.
Di tengah kampanye, Muhyiddin juga mengumumkan paket 'Kita Prihatin' yang akan memberikan bantuan keuangan senilai 10 miliar ringgit Malaysia (setara Rp35.6 triliun) dalam bentuk bantuan tunai untuk usaha kecil dan subsidi gaji. Paket ini untuk membantu warga Malaysia melewati pandemi virus korona.
Profesor Ahmad Martadha Mohamed yang mengepalai Tata Kelola dan Integritas Fakultas Hukum, Pemerintahan, dan Kajian Internasional Universiti Utara Malaysia mengatakan hasil tersebut menunjukkan Sabah mendukung kepemimpinan Muhyiddin. Para warga Sabah, kata dia, mendukung dan percaya atas penawaran sang perdana menteri.
"Meskipun GRS menang tipis, suara mereka mayoritas yang jelas. Ini adalah sinyal kuat bahwa Sabahans telah mendukung koalisi di bawah kepemimpinannya," kata dia.
"Mereka akan terus mendukung kredibilitasnya (Muhyiddin) sebagai perdana menteri," imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan peneliti politik dari Universiti Malaysia Sabah, Romzi Ationg. Ia mengatakan partai komponen GRS menunjukkan bahwa penduduk setempat banyak yang berjuang hidup dalam keterpurukan ekonomi akibat pandemi.
"Warga di Sabah, banyak dari mereka yang miskin, dan terkesan dengan kinerjanya (Muhyiddin) di tengah pandemi covid-19. Ia telah menerapkan program ekonomi yang baik dan Gerakan Kontrol Order telah mengurangi jumlah kasus covid-19 di negara ini," seru Romzi.
Harapan Anwar pupus
Para analis juga menunjukkan bahwa hasil tersebut merupakan pendorong bagi posisi Muhyiddin sebagai perdana menteri di tengah ketidakpastian politik di tingkat federal. Khususnya setelah pemimpin oposisi Anwar Ibrahim mengumumkan bahwa ia telah mengumpulkan ‘mayoritas yang kuat, tangguh, dan meyakinkan’ dari anggota parlemen. untuk menggulingkan pemerintah Muhyiddin.
PM Muhyiddin selama ini meragukan klaim Anwar, dengan menunjukkan bahwa Presiden Parti Keadilan Rakyat (PKR) itu bukanlah anggota parlemen yang seharusnya mendukungnya.
Pengamat dari Singapore Institute of International Affairs Dr. Oh Ei Sun mengatakan bahwa kemenangan GRS telah memupus rencana Anwar untuk merebut kendali pemerintah federal.
"Saya pikir terlepas dari hasil di Sabah, upaya Anwar untuk mengambil alih pemerintah tidak pernah terlihat positif," kata Dr Oh.
"Tapi dengan hasil ini, dengan partainya hanya memenangkan dua kursi, itu semakin memperkuat gagasan bahwa Anwar tidak bertaji, dan itu semua omong kosong," tambahnya.
Sementara Profesor Martadha mengatakan bahwa bahkan sebelum hasil jajak pendapat Sabtu diumumkan, koalisi besar di pemerintah federal, seperti Gabungan Parti Sarawak, telah membantah bahwa anggota parlemen mereka mendukung Anwar.
Dia mencatat bahwa hanya Ketua BN Ahmad Zahid Hamidi yang mengatakan bahwa banyak anggota parlemen BN telah menyatakan dukungan mereka kepada Anwar.
"Mereka sekarang mungkin mundur dari mendukung Anwar setelah melihat bagaimana Muhyiddin memimpin GRS meraih kemenangan di Sabah," pungkas Martadha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id