Nusa Dua: Pemerintah Indonesia terus berusaha membuka kembali Bali sebagai salah satu destinasi wisata andalan untuk kedatangan wisatawan internasional. Seperti situs-situs wisata lainnya di Tanah Air, pariwisata di Bali juga terkena impas parah pandemi virus korona (covid-19).
Dalam upaya membuka kembali Bali, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggandeng Organisasi Pariwisata Dunia (WTO), salah satu badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani pariwisata.
Kerja sama Kemenlu-Kemenparekraf dengan UNWTO dalam mendorong pembukaan kembali Bali terwujud dalam lokakarya (workshop) pembangunan kapasitas mengenai pariwisata. Lokakarya ini digelar selama dua hari pada 7-8 Desember lalu.
"Workshop ini merupakan kolaborasi pertama UNWTO di Asia," kata Febryan A. Ruddyard, Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri, di sela acara Bali Democracy Forum (BDF) ke-13 di Hotel Sofitel Nusa Dua Bali pada Kamis, 10 Desember 2020.
"Ini merupakan bukti konkret komitmen UNWO dalam menjaga pariwisata di negara-negara anggota," lanjutnya.
Mengenai pariwisata Bali, Sekretaris Kemenparekraf Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan bahwa sepanjang 2019, Pulau Dewata menyumbang 40 persen dari angka total wisatawan asing yang datang ke Indonesia. Namun setelah kemunculan pandemi covid-19, angka tersebut merosot drastis.
Meski pandemi sudah berjalan hampir satu tahun, wisatawan asing masih ragu untuk mengunjungi situs-situs wisata, termasuk Bali, atas alasan kesehatan. Untuk mengatasi hal tersebut, Kemenparekraf telah menyiapkan protokol kesehatan dengan konsep Cleanliness, Health, Safety, Environment (CHSE).
Salah satu hal dalam CHSE ini adalah pemberian sertifikasi kepada hotel, restoran, dan tempat-tempat wisata di Bali. Sertifikasi nantinya diharapkan dapat membuat para wisatawan asing merasa aman saat berwisata di Bali.
"Panduan dari protokol kesehatan CHSE ini mengacu dari Kementerian Kesehatan, UNWTO, dan organisasi-organisasi internasional lainnya," ucap Adnyani. Ia menambahkan bahwa Kemenparekraf menargetkan 1.000 sertifikasi untuk pelaku usaha di Bali hingga akhir 2020.
Baca: Sektor Pariwisata Diharapkan Bangkit dengan Penerapan Protokol Kesehatan
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan