Warga Myanmar di Yangon kembali turun ke jalan menentang kudeta militer. Foto: AFP
Warga Myanmar di Yangon kembali turun ke jalan menentang kudeta militer. Foto: AFP

Protes Myanmar Membesar di Tengah Tuduhan Suu Kyi Terima Suap

Fajar Nugraha • 12 Maret 2021 15:20

 
Kamis adalah salah satu hari paling mematikan sejak militer mengambil alih kekuasaan. 15 orang dilaporkan tewas dalam aksi represif militer terhadap pedemo.

Korban berjatuhan

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mengatakan, di antara yang tewas adalah delapan orang tewas di pusat kota Myaing ketika pasukan keamanan menembaki protes.
 
Di kota terbesar Myanmar, Yangon, pengunjuk rasa Chit Min Thu tewas di distrik North Dagon. Istrinya, Aye Myat Thu, mengatakan bahwa dia bersikeras untuk bergabung dalam aksi protes meskipun dia memintanya untuk tinggal di rumah demi putra mereka.

"Dia bilang siap mati untuk itu. Dia khawatir orang-orang tidak ikut protes. Jika demikian, demokrasi tidak akan kembali ke negara itu,” tutur Aye Myat Thu.
 
Baca: PBB: Militer Myanmar Berada di Balik Kejahatan Terhadap Kemanusiaan.
 
Pertumpahan darah juga terjadi beberapa jam setelah Dewan Keamanan PBB menyerukan pengekangan dari tentara. Aktivis pro-demokrasi mendesak orang-orang untuk tidak takut dan dalam posting di media sosial menyerukan demonstrasi malam pada Jumat.
 
Aktivis juga mendorong pemogokan dan kampanye pembangkangan sipil yang telah melumpuhkan sebagian besar ekonomi untuk terus berlanjut. Sedangkan aksi nyala lilin oleh pengunjuk rasa yang melanggar jam malam telah terjadi lebih sering dalam beberapa pekan terakhir.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan