Media Malaysia, The Star menyebutkan, anggota parlemen oposisi sebelumnya berkumpul di Dataran Merdeka di dekat jalan menuju Parlemen. “Mereka kemudian mencoba berjalan kaki ke Parlemen tetapi dihentikan oleh polisi,” lapor The Star, Senin 2 Agustus 2021.
Baca: Kubu Oposisi Beramai-ramai Datangi Parlemen, Desak Mundur PM Muhyiddin.
Datuk Seri Anwar mencoba bernegosiasi dengan polisi untuk mengizinkan mereka pergi ke Parlemen sementara beberapa anggota parlemen oposisi meneriakkan "hidup rakyat, daulat Tuanku" (Hidup rakyat, panjang umur Raja).
Anwar kemudian memberikan pidato singkat sebelum kelompok itu bubar dengan damai.
Pemerintahan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin telah menunda sidang khusus parlemen Senin, dengan alasan kasus covid-19 terdeteksi di gedung tersebut. Penundaan terjadi ketika PM Muhyiddin bersitegang dengan Raja Malaysia, Sultan Abdullah Shah.
Pihak oposisi telah mengecam penundaan hingga tanggal yang tidak ditentukan sebagai "konyol".
Sesi Senin dibatalkan setelah 11 kasus covid-19 ditemukan di antara anggota Parlemen.
Wakil Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob pada Minggu membantah bahwa penundaan itu karena politik, bersikeras itu didasarkan pada data sains dan kesehatan.
Kementerian Kesehatan juga menyarankan agar sidang dan rapat parlemen di gedung DPR ditunda selama dua minggu, terhitung mulai 29 Juli.
Direktur Jenderal Kesehatan Noor Hisham Abdullah mengatakan, saran itu dibuat berdasarkan penilaian risiko kesehatan dan untuk mencegah penularan covid-19 di Parlemen.
Langkah itu dilakukan di tengah perselisihan terbuka antara Perdana Menteri Muhyiddin dan Raja, Sultan Abdullah Ahmad Shah, atas keputusan sepihak pemerintah untuk membatalkan peraturan darurat alih-alih membahasnya di Parlemen seperti yang diarahkan oleh Raja.
Penundaan itu dilihat oleh para kritikus pemerintah sebagai upaya untuk menggagalkan seruan agar Perdana Menteri mengundurkan diri.
Mosi tidak percaya
Anwar Ibrahim sebelumnya telah mengajukan mosi tidak percaya di parlemen. Sementara Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) meminta Perdana Menteri Muhyiddin Yassin untuk mengundurkan diri.Perkembangan terakhir ini terjadi ketika raja menegur pemerintah karena mencabut peraturan darurat tanpa persetujuannya pada Kamis 29 Juli.
Baca: Anwar Ibrahim Ajukan Mosi Tidak Percaya kepada PM Malaysia.
Mosi Anwar berbunyi: "Bahwa dewan membuat resolusi tentang hilangnya kepercayaan pada Mahiaddin Md Yasin, MP (Perdana Menteri Malaysia dan anggota parlemen) untuk Pagoh, dan diberhentikan dari posisinya sebagai perdana menteri sesegera mungkin menurut Konstitusi Federal."
Anwar yang merupakan anggota parlemen dari Port Dickson mengatakan, dalam konferensi pers di parlemen bahwa perdana menteri, menteri hukum de facto Takiyuddin Hassan dan Ketua Majelis Rendah Azhar Azizan Harun harus mengundurkan diri dari posisi mereka.
"Kami menyerahkan kepada kebijaksanaan raja untuk memutuskan apa yang terbaik untuk menyelamatkan negara ini dari krisis saat ini," tambahnya, seperti dikutip The Straits Times, Jumat 30 Juli 2021.
Anwar menyesalkan bahwa segera setelah mosinya diterima oleh pembicara di parlemen pada Kamis, reses diumumkan. "Bagaimana kita bisa menjalankan parlemen dengan semua trik dan skema ini?" dia bertanya.
Istana Negara mengatakan pada Kamis bahwa Raja Malaysia, Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah tidak memberikan persetujuan untuk mencabut peraturan darurat covid-19. Raja menggambarkan pernyataan menteri di parlemen sebagai "kontradiksi dan menyesatkan".
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News