“Belasungkawa kami yang terdalam atas hilangnya kapal selam Indonesia KRI Nanggala dan krunya. Sebagai sesama perwira angkatan laut, kami sedih karena tim penyelamat kami tidak dapat menyelamatkan para pelaut,” ujar Menteri Theo, dikutip dari akun Facebooknya, Senin 26 April 2021.
“Bekerja sama dengan TNI-AL, Kendaraan yang Dioperasikan dari Jarak Jauh Angkatan Laut Singapura kami mampu mengidentifikasi secara visual dan mengonfirmasi kondisi kapal di dasar laut dan memulihkan beberapa barang penting dari dasar laut pada kedalaman lebih dari 800 meter,” ucap Theo.
Baca: Bantu SAR KRI Nanggala-402, Ini Kecanggihan Kapal Rescue MV Swift Rescue.
“Kami berharap ini akan membantu keluarga menemukan beberapa penutupan dan kepastian tentang nasib orang yang mereka cintai. Kami berdoa untuk jiwa semua awak hilang dan untuk keluarga mereka,” sebutnya.
Singapura membantu Indonesia mencari KRI Nanggala-402 melalui pengerahan kapal rescue MV Swift Rescue. Sejumlah teknologi yang dimiliki MV Swift membantu pencari kapal selam TNI Angkatan Laut (AL) yang hilang kontak sejak Rabu dini hari, 21 April 2021, tersebut.
MV Swift Rescue disebutkan memiliki teknologi untuk mendeteksi lokasi KRI Nanggala yang diduga karam di palung laut yang berkedalaman 600-700 meter. Berdasarkan informasi yang dihimpun Medcom.id, MV Swift Rescue Rescue yang beroperasi sejak November 2008 itu punya sederetan teknologi khusus bawah laut.
Kapal itu dilengkapi kemampuan Submarine Escape and Rescue (SMER). Kapal dapat membawa 27 awak untuk melakukan operasi penyelamatan dan evakuasi kapal selam.
Sistem penyelamatan yang dimiliki MV Swift Rescue mencakup Submarine Rescue Vehicle (SRV) dan Submarine Support and Rescue Vessel (SSRV). SRV terintegrasi dengan SSRV dan akan diangkut ke lokasi kapal selam.
MV Swift Rescue memiliki panjang 85 meter, lebar 18,3 meter dan draft 4,3 meter. Kedalaman ke dek utama sepanjang 7,5 meter dan berat kapal 4.290 ton.
MV Swift Rescue dilengkapi dengan Submarine Rescue Vehicle DSAR 6, ruang Transfer under Pressure (TUP), Launch and Recovery System (LARS), Integrated Navigation and Tracking System, Remotely Operated Vehicle (ROV), dan helipad.
DSAR 6 atau Deep Search and Rescue Six merupakan kapal selam yang mampu terjun ke kedalaman air. DSAR 6 akan menempelkan tubuhnya ke kapal selam yang lumpuh, menyelamatkan penumpang, dan membawa mereka kembali ke kapal.
Namun pencarian berakhir dengan duka. Panglima TNI Jenderal Marsekal Hadi Tjahanto memastikan seluruh awak kapal KRI Nanggala-402 gugur. Hal itu diperkuat dengan foto bawah laut yang diperoleh dari KRI Rigel dan Kapal Singapura MV Switf Rescue.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan dukanya usai KRI Nanggala-402 dinyatakan tenggelam. Kepala Negara menyebut seluruh awak kapal selam itu putra terbaik bangsa.
Baca: Jokowi: Awak Nanggala-402 Patriot Penjaga Kedaulatan Negara.
"Patriot tebaik penjaga kedaulatan negara," kata Jokowi dalam telekonferensi di Istana Kepresidenan Bogor, Minggu, 25 April 2021.
Menurut dia, pencarian kapal dan seluruh awaknya bakal terus dilakukan. Dia memerintahkan seluruh tim pencari memaksimalkan kinerjanya. Masyarakat Indonesia diharap ikut membantu dalam doa. Jokowi berharap seluruh awak kapal itu bisa ditemukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News