Jakarta: Singapura membantu Indonesia mencari KRI Nanggala-402 melalui pengerahan kapal rescue MV Swift Rescue. Sejumlah teknologi yang dimiliki MV Swift diharapkan mampu membantu pencari kapal selam TNI Angkatan Laut (AL) yang hilang kontak sejak Rabu dini hari, 21 April 2021, tersebut.
MV Swift Rescue diinformasikan akan berlabuh di Pandan Wangi Banyuwangi, Jawa Timur. "(MV Swift Rescue) tiba pukul 23.00 Wita hari ini," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal), Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono, kepada Medcom.id, Sabtu, 24 April 2021.
MV Swift Rescue disebutkan memiliki teknologi untuk mendeteksi lokasi KRI Nanggala yang diduga karam di palung laut yang berkedalaman 600-700 meter. Berdasarkan informasi yang dihimpun Medcom.id, MV Swift Rescue Rescue yang beroperasi sejak November 2008 itu punya sederetan teknologi khusus bawah laut.
Kapal itu dilengkapi kemampuan Submarine Escape and Rescue (SMER). Kapal dapat membawa 27 awak untuk melakukan operasi penyelamatan dan evakuasi kapal selam.
Sistem penyelamatan yang dimiliki MV Swift Rescue mencakup Submarine Rescue Vehicle (SRV) dan Submarine Support and Rescue Vessel (SSRV). SRV terintegrasi dengan SSRV dan akan diangkut ke lokasi kapal selam.
Baca: Pesawat P-8 Poseidon untuk Pencarian KRI Nanggala Tiba di Bali
MV Swift Rescue memiliki panjang 85 meter, lebar 18,3 meter dan draft 4,3 meter. Kedalaman ke dek utama sepanjang 7,5 meter dan berat kapal 4.290 ton.
MV Swift Rescue dilengkapi dengan Submarine Rescue Vehicle DSAR 6, ruang Transfer under Pressure (TUP), Launch and Recovery System (LARS), Integrated Navigation and Tracking System, Remotely Operated Vehicle (ROV), dan helipad.
DSAR 6 atau Deep Search and Rescue Six merupakan kapal selam yang mampu terjun ke kedalaman air. DSAR 6 akan menempelkan tubuhnya ke kapal selam yang lumpuh, menyelamatkan penumpang, dan membawa mereka kembali ke kapal.
Jakarta: Singapura membantu Indonesia mencari
KRI Nanggala-402 melalui pengerahan kapal rescue MV Swift Rescue. Sejumlah teknologi yang dimiliki MV Swift diharapkan mampu membantu pencari kapal selam TNI Angkatan Laut (AL) yang
hilang kontak sejak Rabu dini hari, 21 April 2021, tersebut.
MV Swift Rescue diinformasikan akan berlabuh di Pandan Wangi Banyuwangi, Jawa Timur. "(MV Swift Rescue) tiba pukul 23.00 Wita hari ini," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal), Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono, kepada
Medcom.id, Sabtu, 24 April 2021.
MV Swift Rescue disebutkan memiliki teknologi untuk mendeteksi lokasi KRI Nanggala yang diduga karam di palung laut yang berkedalaman 600-700 meter. Berdasarkan informasi yang dihimpun
Medcom.id, MV Swift Rescue Rescue yang beroperasi sejak November 2008 itu punya sederetan teknologi khusus bawah laut.
Kapal itu dilengkapi kemampuan
Submarine Escape and Rescue (SMER). Kapal dapat membawa 27 awak untuk melakukan operasi penyelamatan dan evakuasi
kapal selam.
Sistem penyelamatan yang dimiliki MV Swift Rescue mencakup
Submarine Rescue Vehicle (SRV) dan
Submarine Support and Rescue Vessel (SSRV). SRV terintegrasi dengan SSRV dan akan diangkut ke lokasi kapal selam.
Baca:
Pesawat P-8 Poseidon untuk Pencarian KRI Nanggala Tiba di Bali
MV Swift Rescue memiliki panjang 85 meter, lebar 18,3 meter dan draft 4,3 meter. Kedalaman ke dek utama sepanjang 7,5 meter dan berat kapal 4.290 ton.
MV Swift Rescue dilengkapi dengan Submarine Rescue Vehicle DSAR 6, ruang Transfer under Pressure (TUP), Launch and Recovery System (LARS), Integrated Navigation and Tracking System, Remotely Operated Vehicle (ROV), dan helipad.
DSAR 6 atau
Deep Search and Rescue Six merupakan kapal selam yang mampu terjun ke kedalaman air. DSAR 6 akan menempelkan tubuhnya ke kapal selam yang lumpuh, menyelamatkan penumpang, dan membawa mereka kembali ke kapal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)