Dalam kunjungan ke Tiongkok pada 20 Agustus 2020 Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan tengah menjajaki kerja sama vaksin dengan beberapa perusahaan farmasi Tiongkok, yakni dengan Sinopharm dan CanSino. Penjajakan ini di luar kerja sama antara Bio Farma dengan Sinovac.
"Kita juga melakukan pembicaraan penjajakan kerja sama vaksin dengan industri farmasi lain di Tiongkok, antara lain Sinopharm dan CanSino," tuturnya dalam jumpa pers virtual dari Sanya, Hainan, Tiongkok.
Baca: Masyarakat Diminta Tunggu Hasil Resmi Riset Vaksin Covid-19 Sinovac
CanSino Biologics tengah mengembangkan vaksin berdasarkan adenovirus yang disebut Ad5, bekerja sama dengan Institut Biologi di Akademi Ilmu Kedokteran Militer Tiongkok. Saat ini, vaksin yang dikembangkan CanSino sudah masuk dalam uji coba keamanan Fase 3.
CanSino berhasil menerbitkan hasil uji coba keamanan Fase Satu pada Mei lalu. Dua bulan kemudian, yakni pada Juli 2020, mereka melaporkan telah melakukan uji coba Fase Dua yang menunjukkan bahwa vaksin tersebut menghasilkan respons imun yang kuat.
Pada 9 Agustus lalu, Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengumumkan bahwa CanSino Biologics akan menjalankan uji coba Fase Tiga di Arab Saudi. Pihak perusahaan kini tengah bernegosiasi dengan negara lain untuk uji coba lebih lanjut.
Sedangkan Sinopharm, saat ini bekerja sama mengembangkan dua vaksin virus tidak aktif, salah satunya dengan The Wuhan Institute of Biological Products sedangkan yang lainnya dengan Beijing Institute of Biological Products. Uji coba Fase Satu dan Dua menunjukkan vaksin tersebut menghasilkan antibodi pada relawan. Namun beberapa di antaranya mengalami demam dan efek samping lain.
Pada Juli lalu, mereka meluncurkan uji coba Fase Tiga di Uni Emirat Arab (UEA). Sebanyak 5.000 orang menerima suntikan vaksin yang dikembangkan dengan The Wuhan Institute, sedangkan 5.000 lainnya menerima vaksin dari Beijing Institute.
Ketika melakukan kunjungan ke UEA, Menlu Retno yang ditemani Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menjajaki kerja sama vaksin covid-19. Untuk vaksin covid-19, kerja sama dilakukan Indonesia dengan Group 42 (G42), perusahaan kesehatan berbasis Kepintaran Buatan (AI).
Kerja sama vaksin covid-19 ini terjalin antara G42 dan perusahaan Indonesia, Kimia Farma.
"Hasil dari pertemuan dengan G42 adalah komitmen penyediaan awal vaksin (covid-19) sebanyak 10 juta dosis untuk 2020," kata Menlu Retno dalam konferensi pers gabungan bersama Menteri BUMN Erick Thohir dari Abu Dhabi, Sabtu 22 Agustus 2020.
"Kimia Farma dan G42 nantinya akan membahas hal-hal lain yang lebih terperinci terkait komitmen tersebut," sambungnya.
Masih dari kerja sama vaksin, Indonesia telah mengirim satu tim peninjau (reviewers) untuk memantau dari dekat uji klinis tahap ketiga vaksin yang tengah dikembangkan G42.
Selain dengan G42, Menlu Retno juga membahas kelanjutan kerja sama dengan perusahaan kesehatan asal Tiongkok, Sinopharm, yang juga mengirim wakilnya ke UEA.
Perrwakilan Kimia Farma, G42, dan Sinopharm sama-sama sudah berdiskusi mengenai perkembangan terbaru seputar vaksin covid-19. Menurut Menlu Retno, peluang kerja sama segitiga antar ketiganya terbuka lebar.
Dari kunjungan penting ke dua negara itu, Indonesia menambahkan komitmen pembelian vaksin covid-19 dalam jumlah yang dikatakan cukup.
Komitmen 290 juta vaksin korona ini dapat diamankan setelah Retno dan Menteri BUMN, yang sekaligus Ketua Pelaksana Komite Covid-19, Erick Thohir, mengunjungi dua negara yaitu Tiongkok dan Uni Emirat Arab. Hasil rincian pertemuan tersebut dilaporkan ke Presiden Jokowi.
"Dari kunjungan dua negara tersebut, dapat kami sampaikan bahwa untuk tahun 2020 yang telah kita secure, yang telah kita amankan adalah komitmen sebesar 20-30 juta vaksin," kata Retno dalam jumpa pers usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo, Senin, 24 Agustus 2020.
Sementara itu untuk 2021, kata Retno, di kuartal I 2021 vaksin yang sudah dapat diamankan adalah antara 80 hingga 130 juta. "Sementara kuartal II-IV yang sudah kita secure jumlahnya 210 juta," imbuhnya.
"Dengan demikian, kalau kita bicara angka 2021, maka angka yang dapat kita secure (amankan) adalah 290 hingga 340 juta vaksin," ungkap Retno.
Baca: Kemenlu akan Terus Kawal Pengiriman Vaksin Covid-19 Berikutnya
Sementara itu, untuk pendekatan jangka panjang, kemandirian vaksin sedang dikembangkan oleh tim nasional, dan diberin nama vaksin Merah Putih.
Hingga akhir 2020, baru vaksin Sinovac yang tiba di Tanah Air sebanyak 1,2 juta. Vaksin ini akan dipergunakan untuk darurat setelah sudah ada kepastian mengenai hasil uji kemanjurannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id