Ilustrasi vaksin virus korona (covid-19). Medcom.id/M Rizal
Ilustrasi vaksin virus korona (covid-19). Medcom.id/M Rizal

Masyarakat Diminta Tunggu Hasil Resmi Riset Vaksin Covid-19 Sinovac

Fachri Audhia Hafiez • 24 Desember 2020 16:35
Jakarta: Masyarakat diminta tidak terpengaruh kabar efektivitas dan efikasi vaksin covid-19 Sinovac yang beredar. Sebab, hasil resmi uji klinis belum diterbitkan negara yang terlibat tes vaksin.
 
"Kita sebaiknya menunggu hasil pengumuman resmi hasil uji klinik di Brasil maupun di Indonesia," kata Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio, kepada Medcom.id, Kamis, 24 Desember 2020.
 
WHO menetapkan efikasi atau kemampuan vaksin dalam pengujian dengan variabel optimal vaksin covid-19 minimal 50 persen sebelum diberikan ke masyarakat. Sejumlah kabar burung menyebut efikasi vaksin dari Tiongkok itu paling rendah.

Baca: BPOM Bantah WHO Bandingkan Respons Imunitas 10 Vaksin Covid-19
 
Amin tak ingin gegabah menyimpulkan vaksin Sinovac mampu atau tidak membentuk herd immunity di Indonesia. Apalagi, laporan resmi uji klinik fase ketiga belum keluar.
 
"Mungkin ada beberapa data yang disampaikan yang berasal dari interim report atau laporan sementara. Sekali lagi itu belum final," ujar Amin.
 
Dia menyebut membentuk herd immunity harus lewat perhitungan cermat tiga rumus. Yakni, efikasi vaksin, reproduksi virus dalam satu wilayah, dan cakupan penerima vaksin.
 
Amin meminta masyarakat tak khawatir dengan kabar tak jelas seputar efikasi dan efektivitas vaksin. Masyarakat diminta hanya merujuk penjelasan resmi dari otoritas kesehatan yang diakui di Indonesia.
 
"Sementara ini kita jangan terjebak dengan berita-berita. Sebaiknya menunggu angka resmi dari otoritas resmi juga. Baik dari perusahaan sendiri (Bio Farma dan Sinovac) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)," ujar dia.
 
Baca: Pemerintah Pelototi Efikasi dan Efektivitas Vaksin Covid-19
 
Di kesempatan terpisah, peneliti pandemi Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan efikasi vaksin Sinovac harus dikompilasi hasil dari uji coba di berbagai negara. Khususnya di Brazil, Turki, Tiongkok, dan Indonesia.
 
"Kita masih harus menunggu hasil yang firm yang sudah resmi. Satu riset vaksin itu bersifat multicenter, harus digabung. Kompilasi tidak bisa hanya berdasar center, kemudian diklaim hasilnya seperti itu," jelas Dicky kepada Medcom.id.
 
Brasil adalah negara pertama yang menyelesaikan uji coba tahap akhir vaksin dari Tiongkok. Pengumuman hasil uji klinis yang direncanakan awal Desember telah ditunda tiga kali.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan