Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin berjuang selamatkan pemerintahannya. Foto: AFP
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin berjuang selamatkan pemerintahannya. Foto: AFP

Populer Internasional: 6 Nama Calon PM Malaysia hingga Muhyiddin Tolak Mundur

Fajar Nugraha • 05 Agustus 2021 07:20
Jakarta: Perdana Menteri Muhyiddin Yassin saat ini berada di ujung tanduk khususnya setelah United Malays National Organisation (UMNO) menarik dukungannya. Ada beberapa nama yang berpotensi menggantikannya.
 
Polemik kekuasaan yang terjadi di Malaysia saat ini menjadi berita terpopuler Internasional Medcom. Beberapa diantaranya juga termasuk berita mengenai kerja sama Jepang dan ASEAN.
 
Salah satu berita terpopuler lainnya adalah Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin yang menolak untuk mundur. Berikut selengkapnya mengenai berita terpopuler Internasional Medcom:

1. Enam Nama yang Berpeluang Jadi Perdana Menteri Malaysia

Polemik kekuasaan di Malaysia makin memanas. Perdana Menteri Muhyiddin Yassin saat ini berada di ujung tanduk khususnya setelah United Malays National Organisation (UMNO) menarik dukungannya.
 
Desakan agar Muhyiddin mundur makin merebak sejak pemerintahannya tiba-tiba saja mengumumkan pencabutan status darurat di masa pandemi covid-19 tanpa konsultasi dengan Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agung Sultan Abdullah Shah. Oposisi pun menjadikan hal itu sebagai senjata untuk menjungkalkan Presiden Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) Malaysia.
 
Keputusan UMNO untuk menarik dukungannya kepada pemerintah, membuat 11 anggota parlemennya tidak lagi tergabung dalam koalisi Perikatan Nasional (PN). Koalisi PN sekarang hanya memiliki 104 anggota parlemen, kurang delapan dari 112 anggota parlemen yang dibutuhkan untuk membentuk mayoritas sederhana. Sementara ada 107 anggota parlemen di bangku oposisi.

Siapa saja enam nama berpeluang menjadi Perdana Menteri Malaysia itu? Simak di sini.

2. Jepang dan ASEAN Serukan Kebebasan Bernavigasi di Laut China Selatan

Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi dan jajaran menlu ASEAN menyepakati pentingnya menegakkan kebebasan bernavigasi di Laut China Selatan. Pernyataan disampaikan di tengah klaim sepihak Tiongkok atas sebagian besar wilayah di perairan kontroversial tersebut.
 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan