Pemberontak Karen pada 27 April sempat melakukan penyerangan terhadap pangkalan militer Myanmar. Foto: AFP
Pemberontak Karen pada 27 April sempat melakukan penyerangan terhadap pangkalan militer Myanmar. Foto: AFP

Junta Myanmar Lancarkan Serangan Udara Baru di Wilayah Pemberontak

Fajar Nugraha • 29 April 2021 07:40
Yangon: Militer Myanmar melancarkan serangan udara untuk hari kedua berturut-turut ke wilayah yang dikuasai pemberontak. Bahkan suara tembakan terdengar dari negara tetangga, Thailand.
 
Serangan ini menunjukkan pertempuran meningkat di sepanjang perbatasan. Kondisi ini membuat Myanmar makin terperosok dalam kekacauan sejak junta menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dalam kudeta 1 Februari, yang membuat marah sebagian besar penduduknya.
 
Gerakan antijunta juga mendapat dukungan dari beberapa kelompok pemberontak etnis, yang menguasai wilayah di sepanjang wilayah perbatasan Myanmar.

Persatuan Nasional Karen (KNU), salah satu yang paling menonjol, telah menjadi salah satu lawan paling vokal junta. Mereka mengecam junta atas kekerasan terhadap pengunjuk rasa antikudeta.
 
Bentrokan dengan militer di wilayah KNU di sepanjang perbatasan timur telah meningkat sejak 1 Februari, dengan junta mengerahkan serangan udara bulan lalu. Kejadian itu merupakan yang pertama di negara bagian Karen dalam lebih dari 20 tahun.
 
Brigade Kelima KNU pada Selasa menyerang dan menghancurkan pangkalan militer di tepi Sungai Salween -,yang membatasi perbatasan antara Thailand dan Myanmar,- dan militer membalas dengan serangan udara.
 
Pada Rabu, tembakan dan ledakan bom sekali lagi terdengar sekitar pukul 9.00 pagi  waktu setempat di dekat pangkalan militer Dar Gwin, Myanmar. Pangkalan ini terletak tepat di utara pertempuran.
 
"Diduga tentara (Myanmar) melepaskan tembakan untuk melindungi markas mereka," kata pernyataan dari Sithichai Jindaluang, Gubernur Provinsi Mae Hong Son, Thailand yang berbatasan dengan negara bagian Karen di Myanmar.
 
“Sebanyak dua pesawat militer Myanmar kemudian melancarkan serangan udara dan tembakan udara. Diikuti dengan roket yang ditembakkan dari helikopter sekitar tengah hari,” ungkapnya.
 
Gubernur Jindaluang menambahkan bahwa 68 warga Myanmar menyeberang ke Thailand pagi ini untuk mengungsi.
 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan