Di kota terbesar kedua di negara itu, Mandalay, sejumlah petugas kesehatan berpawai di jalan-jalan saat subuh membawa bendera.
Protes Kamis menyusul hari ‘protes senyap’ pada Rabu yang menyebabkan jalan-jalan di Yangon dan pusat-pusat utama lainnya sepi.
Semalam, sebuah desa di selatan Mandalay menyalakan lilin untuk menunjukkan dukungan bagi sekelompok anggota parlemen yang digulingkan. Parlemen ini disebut Komite untuk Mewakili Pyidaungsu Hluttaw (CRPH) dan bekerja di bawah tanah melawan junta.
Junta telah melarang kelompok tersebut, mengumumkan bahwa setiap keterlibatan dengan mereka sama dengan "pengkhianatan tingkat tinggi".
Media yang dikelola pemerintah juga melaporkan pada Kamis bahwa polisi telah menangkap 14 pemuda Yangon yang tertangkap melarikan diri dari kota ke wilayah timur Myanmar, yang dikendalikan oleh milisi etnis bersenjata.
Sejauh ini, ratusan orang telah melarikan diri ke negara bagian Karen, tempat pemberontak Serikat Nasional Karen melindungi ratusan aktivis anti-kudeta yang melarikan diri dari junta.
Lebih dari 280 orang telah terbunuh, menurut Assistance Association for Political Prisoners (AAPP), sebuah kelompok pemantau lokal yang melacak korban tewas dan penangkapan.
Tetapi junta menyebutkan jumlah korban tewas jauh lebih rendah yaitu 164, dan menyebut para korban sebagai "orang-orang teroris yang melakukan kekerasan".
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News