Giring Ganesha di IMUST 2025 (Foto: Medcom/Ratu)
Giring Ganesha di IMUST 2025 (Foto: Medcom/Ratu)

Giring Ganesha Dorong Penambahan Venue Musik, Jakarta Jadi Prioritas Utama

Elang Riki Yanuar • 22 November 2025 22:46
Jakarta: Wakil Menteri Kebudayaan Indonesia Giring Ganesha ingin mendorong penambahan lokasi-lokasi acara musik di Jakarta. Ia memprioritaskan Jakarta sebagai kota dengan daya beli yang tinggi sehingga pengelola tempat tidak akan merugi. 
 
Beberapa tempat yang ia usulkan kepada Danantara adalah auditorium kampus, lapangan bandara, hingga aula Radio Republik Indonesia (RRI).
 
Pada acara Indonesia Music Summit (IMUST), Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Giring berbicara dalam sebuah panel yang membahas tentang pembangunan dan optimalisasi venue musik. 

Sebelum merambah ke daerah-daerah lain, ia merasa opsi yang paling tepat dalam membangun venue adalah kota Jakarta yang memiliki daya beli besar sehingga akan untung kepada negara. 
 
“Kalau saya waktu itu di Konferensi Musik Indonesia, saya yakin bahwa memang live venue yang paling cepat yang harus dibuat adalah harusnya di Jakarta,” kata Giring.
Ia pun melanjutkan, “Kalau kita bilang, ‘Oh, harusnya pemerintah bikin venue yang mumpuni di seluruh Indonesia.’ Tunggu dulu. Satu, pemerintah harus melakukan perencanaan penganggaran yang jelas. Kedua, yang harus kita cek adalah buying power dari orang-orang yang di sana.”
 
Giring menambahkan bahwa venue di Jakarta adalah opsi yang tepat untuk membangun suatu venue dengan fasilitas yang bagus, murah, dan gampang dijangkau masyarakat serta menguntungkan bagi negara. Wamen berusia 42 tahun ini kembali menegaskan bagaimana daya beli masyarakat daerah berbeda dengan Jakarta sehingga mereka belum yakin untuk memodalkan pembangunan di sana.

Kolaborasi Konferensi Musik Indonesia dan Danantara

Selain itu, Giring juga membahas bagaimana Konferensi Musik Indonesia (KMI) akan bekerja sama dengan Danantara terkait sejumlah isu dalam dunia musik, seperti regenerasi dan pendidikan musik, kesejahteraan pelaku musik, hingga ketersediaan venue musik.
 
“Kita juga langsung ngobrol dengan Danantara karena kita melihat bahwa Danantara adalah mitra strategis dalam proses, baik untuk perbaikan venue atau penambahan venue,” ungkapnya.
 
Giring pun mengutip bagaimana Danantara berkomitmen untuk melakukan pemetaan dan optimalisasi venue Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berpotensi untuk kegiatan industri musik. Hal ini dilakukan agar pemanfaatannya bisa berjalan lebih strategis dan memberikan dampak maksimal bagi ekosistem musik Indonesia.
 
“Sekarang, mereka dalam proses memetakan. Nomor satu, memetakan aset-aset BUMN yang terlantar. Kedua, beberapa venue airport yang sebetulnya masih bisa dipakai untuk konser yang besar. Ketiga, auditorium kampus. Aula RRI di berbagai kota ini juga sangat sudah low hanging fruit di depan mata. Balai budaya yang masih di manage dengan baik oleh Pemprov atau Pemda atau Pemkot,” tuturnya tentang opsi pembangunan venue.

Optimalisasi Pembangunan Venue Musik


Giring Nidji mengusulkan empat pilar yang harus dilaksanakan oleh pengelola venue musik: standarisasi, pemerataan aktivasi, kolaborasi, dan fasilitas yang mumpuni. Ia merasa bahwa ekosistem musik harus kompak untuk melaksanakan perencanaan ini. Dia juga mendorong para pihak seperti pemerintah daerah, kepolisian, hingga Danantara untuk berkolaborasi.
 
“Kita harus membangun fasilitas umum yang mumpuni agar konsernya oke, yaitu infrastruktur listrik yang diperlukan. Ruangan talent crew yang oke banget ya kan… Kamar mandi yang bersih, pasokan air yang bagus,” paparnya tentang fasilitas umum untuk venue musik masa depan.
Selain itu, ia juga mendorong para komunitas kreatif dan budayawan lokal untuk membantu menjalankan usulannya tentang venue-venue musik. Giring yakin bahwa komunitas menjadi penyokong yang bisa memastikan relevansi dan kontinuitas kegiatan.
 
Berkaca dari Konser Coldplay dan Taylor Swift di Singapura tahun 2024, ia melihat bagaimana pengadaan konser artis internasional bisa berpengaruh pada sektor pariwisata hingga bisnis antar-jemput makanan. Giring menyebut ini konsep ekonomi bernama “trickle down effect” di mana manfaat akan "menetes ke bawah" untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih merata.
 
“Jadi mimpi besar kita adalah ketika venue-venue kecil ini sudah jalan, semua artis punya kesempatan yang sama, bisa menjalankan turnya sendiri, memiliki sirkutnya sendiri. Jadi promotor bisa sukses, EO sukses, artisnya sukses, bisa untung dengan hanya jual tiket dan sponsorship yang selama ini menjadi beban, nanti ke depannya bisa jalan sendiri semuanya. Pembuatan venue yang paling tepat, kalau menurut saya pribadi, adalah di Jakarta dulu," jelasnya.
 
(Nyimas Ratu Intan Harleysha)
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan