Soleh, yang juga dikenal sebagai mantan jurnalis musik media Rolling Stone, sempat bertanya langsung apa sebenarnya yang ingin dicari Ari dari proses audit tersebut.
"Apa yang ingin lu cari dari audit itu?" tanya Soleh.
Menjawab hal itu, Ari menyebut keresahannya muncul karena mekanisme penarikan royalti yang diterapkan oleh pihak LMK saat ini belum mampu menyejahterakan musisi, bahkan mereka yang memiliki rekam jejak besar di industri musik.
baca juga:
|
Cerita Pilu Keluarga Mendiang Chrisye
Mantan vokalis Dewa 19 itu kemudian mengungkap sebuah kisah pilu yang jarang diketahui oleh publik. Ari mengisahkan bahwa almarhumah Damayanti Noor yang dikenal sebagai penyanyi sekaligus istri dari mendiang Chrisye, pernah terpaksa menjual koleksi vinyl atau piringan hitam sang suami kepadanya sebelum meninggal dunia."Saat sebelum istrinya Mas Chrisye meninggal, dia menjual koleksi piringan hitam yang dimiliki oleh Mas Chris," ungkap Ari Lasso.
Ari Lasso pun menegaskan, dirinya membeli koleksi piringan hitam tersebut tanpa menawar sebagai bentuk penghormatannya kepada Chrisye.
"Koleksi ini tidak pernah diputar, ada license-nya dan tidak gua tawar (saat membelinya). Ini, istri seorang legenda loh Leh," lanjutnya.
Sebagai bukti, Ari memperlihatkan dua piringan hitam Chrisye yang kini tersimpan dalam koleksi pribadinya kepada Soleh Solihun.

(Foto: dok. Elevation Records & Discogs.com)
Piringan hitam pertama adalah album legendaris Badai Pasti Berlalu (1977) yang musiknya digarap oleh Eros Djarot, Yockie Suryo Prayogo, serta Berlian Hutahuruk. Menurut data Asosiasi Industri Rekaman Indonesia (ASIRI), album ini telah terjual hingga 9 juta keping sepanjang periode tahun 1977–1993.
Selain itu, Ari Lasso juga membeli album Jurang Pemisah (1977), kolaborasi pertama Chrisye bersama Yockie Suryo Prayogo.
Kisah ini, menurut Ari, menjadi gambaran nyata bahwa sistem royalti musik yang ada saat ini belum mampu memberikan kesejahteraan layak bagi musisi, bahkan bagi seorang legenda musik Indonesia sekelas Chrisye.
baca juga: Slank Sebut Musisi Indonesia Belum Bisa Andalkan Royalti untuk Bertahan Hidup |
"Leh, bangsa ini bukan yang seluruhnya masyarakatnya udah kaya loh. Gua nggak ingin musisi Indonesia yang sehebat seperti Mas Chrisye meninggal dalam, mohon maaf, istrinya harus menjual koleksi-koleksinya," tutup Ari Lasso.
DPR Siap Audit LMK
Perjuangan Ari Lasso bersama para musisi lain kini mulai mendapat perhatian pemerintah. Pada 21 Agustus 2025, Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, menggelar rapat bersama sejumlah musisi di Ruang Rapat Komisi XIII DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, membahas persoalan royalti musik.Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, pun menegaskan bahwa persoalan royalti akan diselesaikan secara menyeluruh. Ia menyatakan bahwa 15 LMK yang ada di Indonesia saat ini akan segera diaudit.
"Semua pihak sepakat dalam dua bulan ini berkonsentrasi untuk menyelesaikan Revisi Undang-Undang Hak Cipta. Target kita dalam waktu dua bulan undang-undang ini harus benar-benar rampung karena masukan juga sudah cukup banyak," terang Dasco.
"Kalau perlu, itu yang namanya audit harus dilakukan. Supaya ke depan transparasi itu bisa terjadi, sehingga penyanyi, pencipta lagu itu bisa mendapat hak dan manfaatnya dengan benar," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id