Grup band Kotak yang terdiri dari Tantri Syalindri Ichlasari (tengah), Chua (kanan) dan Cella (kiri) tampil dalam konser Satu Dekade Kotak di Jakarta, Rabu (12/11/2014).(Foto: Antara)
Grup band Kotak yang terdiri dari Tantri Syalindri Ichlasari (tengah), Chua (kanan) dan Cella (kiri) tampil dalam konser Satu Dekade Kotak di Jakarta, Rabu (12/11/2014).(Foto: Antara)

Label Rambah Bisnis Manajemen Artis

Kotak Nyaman Bergabung dengan Manajemen Artis yang Dikelola Label

Agustinus Shindu Alpito • 15 Maret 2016 12:55
medcom.id, Jakarta: Beberapa waktu lalu, Metrotvnews.com sempat mendengar keluhan dari beberapa musisi tentang buruknya manajemen artis yang dikelola label. Rata-rata keluhan itu seputar transparansi finansial dan profesionalitas yang seharusnya dilakukan para manajemen artis dalam menunjang karier sang artis.
 
Cerita miris ini untungnya tidak terjadi pada semua label besar. Nyatanya, masih ada grup musik yang betah bertahun-tahun berkarier di bawah naungan manajemen artis yang dikelola label. Salah satunya grup musik Kotak.(Baca: Perusahaan Rekaman Rambah Manajemen Artis, Ideal?)
 
Mario Marcella atau biasa dipanggil Cella “Kotak” menjelaskan, butuh manajemen yang baik jika grup musik ingin terus bertahan di industri. Terkadang, kemampuan itu tidak di luar kendali dari grup musik itu sendiri. Untuk itu Cella selama enam tahun ini memercayakan kiprah Kotak untuk dikelola manajemen artis. (Baca: Kata Buluk Superglad soal Label Kelola Manajemen Artis).

"Kalau gue percaya dengan manajemen artis, karena banyak yang harus dipikirkan. Banyak banget. Itu susah untuk dijabarin. Gue sejauh ini belum kecewa dengan manajemen artis. Bahkan gue baru saja memperpanjang kontrak untuk ke-tiga kali dengan Warner Music Indonesia, setiap dua tahun Kotak memang perbaharui kontrak,” ujar Cella saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (15/3/2016).
 
Menurut Cella kejadian minor soal hubungan antara musisi dengan manajemen artis dipengaruhi banyak hal. Termasuk sikap kurang kritis dari musisi dalam mencerna kontrak yang disepakati.(Baca: Manajemen Artis jadi Solusi Label Musik Bertahan).
 
"Sebenarnya di label itu ada transparansi setiap tiga bulan sekali. Kalau anak bandnya cerdas dan kritis, tidak akan terjadi seperti itu. Kami sangat kritis soal kontrak dan selama ini label mengizinkan soal (re-negosiasi) kontrak.”
 
Lepas dari hal itu, Cella juga menyorot tentang bagaimana sikap label dan manajemen artis itu membuat para musisi dan grup musik yang dinaunginya merasa nyaman. Jika bicara hal ini, tentu tak melulu uang jadi penentunya.
 
"Menurut gue semua manajemen misinya sama, tetapi yang bisa mengerti artisnya itu tidak banyak. Gue di sini nyaman, kenapa harus keluar. Gue tidak dirugikan,” tegas Cella. (Baca: Label Kelola Manajemen Artis Tunjang Sistem One Stop Shopping).
 
Soal pengelolaan karier musisi di industri musik memang bisa dilihat dari ragam sudut. Toh pada kenyataannya, banyak grup musik dan penyanyi yang tetap bertahan dengan mengelola karier mereka secara swadaya. Apalagi, pasar musik di Indonesia terbilang besar. Tiap aliran musik atau karakter musik tetap memiliki pangsa pasar tersendiri. Atau bahkan, meminjam judul lagu Efek Rumah Kaca, Pasar Bisa Diciptakan. Sehingga dengan segala keunikan yang ada, para musisi tetap bisa “laris" di pasar yang diciptakannya sendiri.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIT)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan