Secara sederhana, manajemen artis adalah sebuah sistem yang mengelola karier artis yang masih berhubungan dengan karyanya. Dalam hal ini musik. Label berhak memasarkan citra artis dan karya musiknya ke berbagai merek, dan panggung-panggung musik. Imbalannya, label memotong pendapatan sang artis dengan dalih uang itu akan digunakan untuk keperluan profesional artis.
Di Indonesia, salah satu label besar yang ikut merambah bisnis manajemen artis adalah Sony Music Entertainment Indonesia. Keberhasilan Sony Music dalam membangun karier artis tak perlu diragukan lagi, Isyana Sarasvati dan trio GAC adalah contoh nyata.
"Ada revenue yang bisa kita kembangkan, selain jualan untuk manggung kami bisa bangun artisnya. Sehingga mereka bisa berkembang. Selain kami menjual lagu, mereka juga bisa kami kembangkan ke arah menyanyi di acara live atau meyanyi di acara kumpul keluarga, acara perusahaan, atau lebih luas lagi kerjasama dengan brand,” kata Alexander Sancaya, Managing Director Sony Music Entertainment Indonesia, saat dihubungi via telepon oleh Metrotvnews.com, beberapa waktu lalu.
Pria yang akrab disapa Pak Alex itu optimistis bahwa divisi manajemen artis tidak akan mengganggu kodrat awal label sebagai perusahaan yang memproduksi musik. Terlebih, manajemen artis menjanjikan secara bisnis.
“Untuk pengembangan, di satu perusahaan ada banyak departemen. Manajemen artis bukan tren, tapi akan menjadi proyek revenue yang harus diperhitungkan. Karena biar bagaimana pun penjualan fisik dan digital yang arahnya ke streaming, dari segi revenue cukup menantang. Karena dalam streaming sekarang hasil pendapatan dihitung berdasarkan kontribusi dalam lagu tersebut. Sehingga label harus mengembangkan bisnis lain dan artis manajemen salah satu yang harus dikembangkan.”
Saat disinggung lebih jauh soal pendapatan label dari bisnis manajemen artis, Pak Alex enggan merinci. Pastinya, pendapatan dari divisi ini sudah melampaui pendapatan dari penjualan rilisan musik format fisik yang saat ini bisa dibilang semakin tergerus zaman.
“(Revenue manajemen artis) Cukup lumayan, fisik sudah tidak ada pertumbuhan. Toko CD sudah sangat terbatas. Sehingga label harus berkembang untuk menyiasati penurunan penjualan fisik,” jelas Alex.
Bagi musisi, sikap label yang merambah bisnis manajemen artis menjadi alternatif tersendiri. Lepas dari pro dan kontra yang timbul.
Jika pepatah mengatakan 'banyak jalan menuju Roma', manajemen artis yang dikelola oleh label besar bisa dimaknai menjadi salah satu cara bagi para musisi untuk mewujudkan mimpi manis mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id