Pulp (Foto:Dok.Pulp)
Pulp (Foto:Dok.Pulp)

Pulp Comeback! Rilis Single “Spike Island” dan Umumkan Album Baru setelah 24 Tahun

Agustinus Shindu Alpito • 11 April 2025 14:22
Jakarta: Pulp, unit britpop legendaris asal Sheffield, Inggris, resmi mengumumkan comeback mereka lewat album terbaru bertajuk More, yang akan dirilis pada 6 Juni 2025. Ini menjadi rilisan penuh pertama Pulp setelah hiatus berkarya selama 24 tahun, sebuah momen yang tentu sangat dinanti oleh para penggemar setia Jarvis Cocker dan kawan-kawan.
 
Dalam rangka pemanasan menuju perilisan album, Pulp telah lebih dulu merilis single perdana berjudul “Spike Island,” yang memberi gambaran awal tentang warna musik mereka saat ini.
 
More sendiri disebut sebagai refleksi personal Jarvis Cocker selama empat hingga lima tahun terakhir. Jika sebelumnya Cocker banyak menulis berdasarkan pemikiran, ide, dan konsep, maka kini ia memilih menggali sisi yang lebih intuitif. More menjadi karya yang dibangun dari firasat, intuisi, dan insting (sebuah upaya perlahan untuk menghadapi berbagai kebenaran yang selama ini cenderung Cocker hindari).

"Saya kira, itu adalah awal dari usaha saya untuk berdamai dengan perasaan," ungkap Jarvis Cocker dalam siaran pers yang diterima Medcom.id.
 
Album More akan menampilkan sebelas track yang sarat emosi, membentangkan tema tentang desiran hasrat, dinamika hubungan yang naik-turun, kecemasan sebagai orang tua, hingga rasa memiliki terhadap tempat dan orang-orang terkasih. Setiap lagu di dalamnya menjadi ajakan untuk benar-benar merasakan hidup secara utuh, dengan hati yang terbuka dan kesadaran yang penuh.
 

Reuni Pulp & Motivasi Javis Cocker Kembali Berkarya
 
Kilas balik ke tahun 2023, Pulp kembali reuni untuk kedua kalinya memainkan serangakian konser yang disambut dengan antusias oleh para penggemar di Inggris, Eropa, dan Amerika Utara. Berbeda dengan reuni pertama mereka pada 2011 yang hanya menampilkan lagu-lagu dari katalog lama, kali ini band britpop asal Sheffield itu mulai memperkenalkan materi baru mereka.
 
Pentolan band Pulp itu juga menerangkan bahwa keputusan untuk kembali ke studio dan merekam album baru salah satunya dipicu oleh kepergian sang bassis Pulp, Steve Mackey, yang meninggal dunia pada musim semi 2023.
 
"Saya mencoba mengingat mengapa kami memutuskan bahwa membuat rekaman adalah ide yang bagus. Sebagian dari itu mungkin karena Steve Mackley (bassist Pulp) telah meninggal," ungkap Cocker.
 
Tak hanya Mackley, sang ibunda Jarvis Cocker juga tutup usia pada awal tahun yang sama. Kepergian dua sosok penting dalam hidupnya itu mendorongnya untuk merefleksikan hidup dan akhirnya jadi motivasi dirinya untuk kembali berkarya bersama Pulp.
 
"Ketika orang-orang terdekatmu meninggal, itu membuatmu sadar bahwa kamu masih hidup dan kamu masih memiliki kesempatan untuk menciptakan sesuatu," tambahnya.
 
Meski Cocker memutuskan tak berpartisipasi dalam tur reuni kedua pada tahun 2022, nyatanya pengaruh dan visi artistiknya tetap menjadi napas utama dalam musik Pulp yang terus berjalan hingga saat ini. 
 
 
Baca juga: Titiek Puspa Selamanya

 
Album Pulp Digarap Bersama Produser Musik Arctic Monkey & Fontaines DC
 
Setelah teguh pendirian untuk kembali berkarya, Cocker pun kembali mengajak para personel pendiri Pulp yaitu Mark Webber, Nick Banks, dan Candida Doyle untuk menjajal beberapa ide baru. Setelah itu mereka pun memutusukan untuk menambah personel baru yaitu Andrem McKinney, Emma Smith, Adam Betts, dan Jason Buckle, serta arranger string Richard Jones. Dengan formasi anyar, Pulp pun akhirnya menggarap materi baru meskipun masih ada beberapa materi yang belum rampung.
 
Pulp mempercayakan penggarapan album More kepada James Ford, produser asal Inggris yang sebelumnya sukses menangani sederet band papan atas saat ini seperti Arctic Monkeys, The Last Dinner Party, hingga Fontaines D.C.
 
Bagi Cocker, Ford adalah sosok produser yang mampu menyatu dengan karakter unik setiap band yang ia tangani, kemampuan yang mengingatkannya pada Chris Thomas, produser legendaris di balik dua album ikonik Pulp, yaitu album Different Class (1995) dan This Is Hardcore (1998).
 
Proses rekaman album More pun relatif berjalan singkat. Di tangan James Ford, Pulp hanya membutuhkan waktu sekitar tiga minggu untuk merampungkan keseluruhan materi album. 
 
Kecepatan tersebut menjadi sebuah kelegaan tersendiri bagi Cocker, yang sebelumnya sempat merasa waswas untuk kembali masuk studio rekaman. Pasalnya, pengalaman memproduksi album This Is Hardcore sempat memakan waktu cukup panjang dan bahkan sempat membuat Cocker menyerah.
 
"Saya benar-benar khawatir masuk studio, karena This Is Hardcore dulu memakan waktu yang sangat lama," terang Cocker.
 
"Itulah mengapa saya sempat menyerah pada Pulp, karena semuanya membutuhkan waktu lama untuk diselesaikan. Dan banyak dari itu adalah kesalahan saya. Jadi saya pikir, lebih baik kita berhenti daripada menyiksa semua orang yang menunggu saya menyelesaikan semuanya," sambungnya.
 
Sebagai penutup, More hadir sebagai album yang merefleksikan perjalanan waktu, proses pendewasaan, dan pencarian makna akan posisi kita di dunia. Bagi Jarvis Cocker, semua itu merupakan bagian dari proses menjadi dewasa, proses yang tidak selalu mudah, terlebih bagi seorang seniman.
 
"Saya kira bagian dari dewasa adalah belajar mengendalikan diri. Mengendalikan diri tetapi tidak menekankan diri. Jika kamu seorang seniman, itu tidak selalu mudah, kamu bisa tetap kekanak-kanakan untuk tumbuh dewasa," tutup Jarvis Cocker.
 


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ASA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan