Lagi-lagi Angga menegaskan tidak ada campur tangan Felix Siauw di film Nussa. "Di proses produksi dan kreatif filmnya, tidak ada. Filmnya adalah kerjasama The Little Giantz, kreator IP Nussa dan studio animasinya, dengan Visinema. Sepertinya beliau (Felix Siauw) terlibat di versi serial sebagai konsultan, sepanjang yang saya tahu," tulis Angga.
Ketika trailer film Nussa dirilis, Angga memakai tagar Nussa Untuk Semua. Dia hendak menunjukkan konten film Nussa dibuat untuk semua kalangan dan kelompok mana pun.
"Bangga sekali jadi bagian dari pekerjaan besar ini. Film animasi yg dikerjakan selama 2 tahun oleh ratusan animator, storyteller, produser, engineer dll. Usaha kami membawa animasi Indonesia ke level berbeda. Indonesia bisa. #NussaUntukSemua," katanya.
Pernyataan Angga juga dikuatkan oleh Irfan Ramli dan Ryan Adriandhy yang turut berada di belakang layar film Nussa. Irfan Ramli dikenal sebagai penulis skenario Cahaya dari Timur: Beta Maluku hingga Love for Sale. Dia juga belum lama menjalani debut sebagai sutradara di film Melankolia.
Sementara Ryan Adriandhy yang dulu dikenal sebagai komika, sekarang lebih banyak bergelut di dunia animasi. Mereka menjamin jika film Nussa berupaya melintasi sekat tanpa mengkotak-kotakkan kelompok tertentu.
"Nanti nonton ya. Ada nama saya sebagai pengembang cerita. Cerita film ini dibuat untuk semua orang yang mencintai kehidupan dan memori menjadi anak-anak," kata Irfan Ramli.
"Saya tidak terlibat serial YouTube-nya. Tapi film layar lebarnya, saya co-producer. Saya tahu persis film seperti apa yang saya produseri 2 tahun terakhir. Dari skrip sampai mixing suara, saya hadir di ruangan. If you trust me, silakan nonton kalau percaya sama cara saya berkarya," kata Ryan Adriandhy.

Sebelum membuat film animasi Nussa, Angga Dwimas Sasongko bersama rumah produksinya, Visinema Pictures memproduksi sejumlah film dengan beragam tema. Mulai dari Cahaya dari Timur: Beta Maluku, Filosofi Kopi, Surat dari Praha, Keluarga Cemara hingga Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini. Dengan rentetan sejarah produksi itu, Angga menjamin film karya-karyanya tidak pernah ada yang mengusung misi eksklusivitas sebagaimana dituduhkan Denny Siregar.
"Bahwa Felix Siauw mungkin berteman dengan beberapa kawan yang ikut membuat Nussa, bukan berarti Felix Siauw mengintervensi pekerjaan kami. Visinema sudah 12 tahun bikin film. Saya enggak butuh pembelaan lebih jauh. Film-film kami secara historis memberikan gambaran visi dan independensi kami," kicau Angga di cuitan lainnya.