Melansir dari BBC, hak personalitas, atau dikenal juga sebagai hak publisitas, adalah hak hukum yang memberikan seseorang kendali penuh atas penggunaan identitas mereka. Ini mencakup nama, citra, suara, bahkan gerak tubuh atau ekspresi khas. Intinya, hak ini berfungsi untuk mencegah eksploitasi komersial atas persona seseorang tanpa izin.
Baca juga: Devano Danendra Tak Terima Fotonya Bareng Lisa Blackpink Dikira Hasil AI |
Meskipun kasus penggunaan deepfake semakin banyak, India diketahui belum memiliki undang-undang khusus untuk hak personalitas. Kasus-kasus seperti ini diproses di bawah hukum umum dan mengandalkan preseden yudisial—yaitu keputusan dari kasus-kasus sebelumnya. Pengadilan juga kerap merujuk pada undang-undang lain seperti hak cipta dan merek dagang untuk memberikan perlindungan.
Selebritas Bollywood yang khawatir pun tidak tinggal diam. Mereka secara proaktif mengajukan permohonan ke Pengadilan Tinggi Delhi untuk menghentikan penyalahgunaan identitas mereka.
Aishwarya Rai Bachchan menjadi salah satu orang pertama yang mengambil tindakan hukum. Pada 9 September lalu, pengacaranya menemukan sejumlah situs web yang memakai namanya untuk menjual produk tidak berlisensi dan menampilkan foto-foto pornografi buatan AI yang sama sekali tidak benar.
Melansir dari The Independent, pengacara Aishwarya Rai, Sandeep Sethi, menyatakan bahwa sangat disayangkan nama dan kemiripan kliennya disalahgunakan untuk "memuaskan hasrat seksual seseorang."
Tidak lama kemudian, suaminya, Abhishek Bachchan, mengajukan gugatan serupa. Ia menuntut puluhan situs yang menggunakan nama dan fotonya untuk mengiklankan produk tanpa persetujuannya.
Pada pekan berikutnya, sutradara Karan Johar juga mengajukan gugatan. Ia ingin menghentikan penggunaan gambar, suara, bahkan julukan seperti "KJo" dan konten AI yang ia sebut sebagai pencemaran nama baik atau eksploitasi komersial.
Baca juga: Ariel Noah Sebut Lagu Buatan AI Belum Bisa Kalahkan Ciptaan Manusia |
Perjuangan tersebut bukan hal baru. Pada tahun 2023, aktor senior Anil Kapoor berhasil menggugat sejumlah platform yang mengeksploitasi nama, citra, suara, dan bahkan frasa khasnya, "jhakaas," tanpa izin. Begitu pula dengan aktor Jackie Shroff, yang tahun lalu memenangkan kasus serupa untuk melindungi nama dan foto-fotonya.
Nikhil Krishnamurthy, seorang mitra senior di firma hukum K Law, mengungkapkan kepada BBC bahwa kasus hak personalitas pertama di India terjadi pada tahun 2002. Saat itu, penyanyi Daler Mehndi menggugat produsen boneka yang dibuat menyerupai dirinya dan bahkan bisa menyanyikan lagunya.
Meskipun Mehndi menang, Nikhil Krishnamurthy menegaskan bahwa perjuangan untuk melindungi hak ini masih panjang, terutama jika dibandingkan dengan negara-negara Barat.
Ancaman terhadap hak personalitas semakin nyata seiring dengan pesatnya perkembangan AI. Hal ini tidak hanya terjadi di Bollywood, tetapi juga di kancah internasional.
Baca juga: Damon Albarn dan Ribuan Musisi Rilis Album Protes AI |
Pada tahun 2024, penulis Hollywood melakukan mogok kerja untuk memprotes AI generatif yang dianggap mengancam pekerjaan mereka. Kasus serupa juga menimpa aktris Scarlett Johansson, yang menuduh OpenAI menggunakan suaranya untuk model AI, meskipun tuduhan tersebut dibantah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id