Pandji Pragiwaksono menjelaskan bahwa para komika memiliki tujuan yang baik, yakni membantu masyarakat menghadapi masalah yang dihadapi melalui komedi.
“Ketika kami berkomedi kan niatnya hanya untuk membantu masyarakat ketawain aja permasalahannya. Jadi, enggak pernah ada niat jahatnya, datangnya dari tujuan yang baik,” kata Pandji Pragiwaksono, di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Selasa, 2 Desember 2025.
Ia meyakini bahwa niat baik akan menghasilkan sesuatu yang baik pula. “Jadi selama kami percaya bahwa niatnya baik, datang dari tempat yang baik, keluarnya juga baik,” lanjut Pandji. Menurutnya, jika ada pihak yang salah mengartikan materi komedinya dan menyebabkan masyarakat tersinggung, ia tidak akan segan menyampaikan permohonan maaf.
“Kalau pada akhirnya ada yang salah nangkap atau ada yang keluar konteks, dan kemudian menyinggung masyarakat, tentu sebagai seseorang yang cuman pengen bikin orang ketawa, bersedia untuk minta maaf, begitu kan,” ucap Pandji. Apa yang disampaikannya ini sudah pernah dilakukan sendiri oleh Pandji Pragiwaksono ketika materi komedinya menyinggung masyarakat adat Toraja.
Setelah menerima berbagai kritik dan kemarahan dari masyarakat Toraja, Pandji berdialog dengan Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Rukka Sombolinggi, tadi malam. Obrolan tersebut menyadarkannya bahwa ia masih kurang memiliki pengetahuan mendalam untuk membuat candaan tentang adat Toraja.
Oleh karena itu, Pandji meminta maaf atas candaan mengenai adat Toraja yang telah memicu kemarahan. Ia juga menjelaskan bahwa ada dua proses yang mungkin berjalan menyangkut dirinya, yakni hukum negara dan hukum adat.
Komitmen untuk Belajar dan Berkomedi Lebih Baik
Dari kejadian ini, Pandji berkomitmen untuk terus belajar dan menjadikannya sebagai kesempatan untuk menjadi komedian yang lebih baik di masa depan. Ia berharap masalah ini tidak membuat para komika berhenti mengangkat nilai dan budaya dalam setiap karya mereka.Pandji menilai pandangan yang melarang komedian membicarakan isu Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) adalah kurang tepat. Namun, ia mengingatkan para komika untuk tidak merendahkan atau menjelekkan SARA dalam karyanya.
Sebelumnya, video lawakan Pandji Pragiwaksono yang membahas upacara pemakaman Toraja, Rambu Solo, menuai berbagai kecaman. Dalam materi stand-up comedy tersebut, ia menyelipkan candaan soal banyak warga Toraja jatuh miskin karena memaksakan diri menggelar pesta kematian yang mewah.
Baca Juga :
Sanksi Adat Toraja untuk Pandji Pragiwaksono: Wajib Serahkan 96 Kerbau-Babi dan Uang Rp2 Miliar
Baca Juga :
Raditya Dika hingga Pandji Pragiwaksono Reuni di The Founder 5 II, Ajak Ummy Quary dan Aloy
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News