Penikmat musik jazz tanah air tentunya sudah tidak asing lagi dengan nama Barry Likumahuwa. Alunan melodi kompleks yang bersatu dengan bassline yang apik membuat karya-karya Barry banyak dinikmati oleh para pendengarnya. Anak dari musisi legendaris Benny Likumahuwa ini, baru saja merilis single terbarunya yang berjudul “Nusaniwe”. Single tersebut merupakan hasil kolaborasinya bersama solois ternama Teddy Adithya dan grup vokal Renewal dengan bantuan dari Sinjitos Collective. Lagu ini merupakan sebuah remake dari lagu tradisional Ambon yang sebelumnya juga pernah dibuat ulang oleh Yopie Latul pada tahun 1982.
Hidup di keluarga jazz, membuat Barry sangat akrab dengan aliran musik itu. Ia kemudian mulai memainkan bass pada saat duduk di bangku sekolah dasar hingga akhirnya berhasil merilis album solo perdananya di tahun 2008 dengan tajuk “Good Spell”. Dalam perjalanan karier musiknya, bassist berumur 38 tahun ini telah berkolaborasi dengan banyak musisi ternama di Indonesia seperti sang ayah Benny Likumahuwa, Glenn Fredly, Indra Aziz, Hingga yang terbaru Teddy Adithya.
Musisi jazz ini mengaku sangat senang bisa mendapat kesempatan untuk merilis ulang lagu rakyat yang sangat sering dinyanyikan di Ambon. Ia menganggap ini sebagai sebuah momentum untuk mengenalkan kembali budaya Maluku ke masyarakat luas. Hal yang menjadi pertanyaan adalah berangkat dari mana gagasan itu? Serta mengapa ia bisa sangat concern akan hal tersebut?
Di tengah kesibukan yang begitu padat tim Medcom berkesempatan untuk mewawancarai musisi peraih nominasi AMI Awards itu via e-conference call, membahas banyak tentang Nusaniwe, proses produksi, ide awal, hingga kendala-kendala yang dihadapi
Dari mana ide memproduksi ulang lagu "Nusaniwe" yang pernah dirilis pada 1982 ini?
Sebetulnya lagu "Nusaniwe" itu boleh kita bilang tradisional, boleh dibilang juga lagu rakyat ya, karena itu memang lagu yang biasa dinyanyikan di Ambon. Itu memang suatu daerah yang berurutan. Jadi di kota Ambon pada satu daerah tuh ada yang namanya Nusaniwe, Tanjung Alang, Labuhan Raja itu sederet kalau di jalan kita melewati begitu dan itu memang benar-benar lagu rakyat. Nah tahun 1982, om Yopie Almarhum (Yopie Latul), memasukkan lagu itu ke dalam album Ambon Jazz Rock. Waktu album itu dirilis pada 1982, lagu itu menjadi boleh dibilang lebih modern lah dari yang awalnya lagu rakyat dan uniknya Ambon jazz rock menjadi album yang diterima oleh bahkan bukan hanya orang Maluku. Banyak orang di luar suku Ambon yang menikmati sekali lagu ini. jadi bisa dibilang album tersebut mendapat pengakuan dari industri musik Indonesia.
Akhirnya, saya pernah membuat tribute pada tahun 2006, tribute to Christ Taihatu dan kebetulan lagu itu salah satu yang saya aransemen. Waktu itu yang menyanyikan almarhum Glenn (Glenn Fredly). Sebenarnya itu acara live yang kemudian direkam dan ada juga di youtube, lalu ternyata versi audionya dirilis di Spotify saya juga baru tahu.
Lalu kemudian karena saya sedang menggali akar budaya Ambon Maluku dalam artian saya merasa, sebagai musisi berdarah Maluku saya memiliki kewajiban untuk mempertahankan akar budaya itu, dari sisi saya dan dengan cara saya. Kemarin-kemarin mungkin saya lebih fokus mengulik musik orang luar negeri atau orang barat seperti musik jazz, musik R&B which is semua datangnya dari luar.
Lalu, saya berpikir ini semua menjadi tanggung jawab saya pribadi sebagai seorang berdarah Maluku, Indonesia untuk menggali akar budaya Indonesia. Nah salah satu yang paling mudah itu menurut saya dari lagu "Nusaniwe" ini karena pertama, saya sudah pernah bikin aransemennya, kedua karena memang lagu ini pernah masuk album Ambon Jazz Rock yang menurut saya album fenomenal Ketiga bertepatan banget dengan om Yopie Latul satu tahun meninggal lalu, kota Ambon juga baru berulangtahun, 7 September dan yang terakhir yang paling lucu, ini fun fact, rumah saya itu berada di jalan Air Salobar, Kelurahan Nusaniwe. Jadi, buat saya itu personal banget.
Mengapa memilih bekerja sama dengan Teddy Adithya dan Renewal?
Pertama, Teddy Adithya dan saya memang sudah cukup lama berkarya bersama, sebelum dia rilis album solo. Di tahun 2011 hingga 2014, dia pernah ikut saya di BLP (Barry Likumahuwa Project) menjadi addiitional vocalist semenjak vokalis utamanya keluar. Jadi, memang sudah saling kenal sekali. Apalagi sekarang dia sudah punya project solo dan sudah punya brandnya sendiri. Saya merasa ini lucu, kalau dulu saya meminta bantuan dia sebagai featured artist sekarang kami kolaborasi bertemunya artist to artist.
Sisi fun line nya adalah, Teddy kan keturunan Maluku juga. Ia orang Ternate dan dia adalah Ambon Islam, atau yang biasa kami sebut sebagai Ambon Acang. Buat saya ini bisa sebagai momen kami untuk mempererat lagi hubungan yang dahulu pernah panas antara Ambon Kristen dan Islam. Saya merasa dengan saya mengajak Teddy menjadi sebuah momentum untuk mengatakan, 'Eh Ambon tuh fine fine aja loh, Ambon Kristen dan Ambon Islam, kita bisa berkarya bersama.
Kalau Renewal, Orang Maluku kan terkenal dengan kemampuan bernyanyi yang luar biasa ya, sudah umum lah di setiap Gereja di Ambon kalau bernyanyi itu pecah suara. Nah, Renewal ini menurut saya sebuah grup vokal yang mewakili sisi itu.
Penggarapan lagu "Nusaniwe" ini mulai dari kapan?
Jadi, seperti yang anda tahu, aransemen ini sebelumnya kan sudah ada di versinya Glenn yang memang lagu itu sudah saya buat sejak 2006, versi aransemen itu ya. Jadi, sudah sering saya bawakan juga di acara-acara Maluku, tetapi memang saya tidak pernah rilis dengan nama pribadi. Akhirnya, tahun lalu, 2020 saya membuat acara online, online concert di YouTube dan lagu itu salah satu yang kami bawakan which is memang yang menyanyikan itu Teddy. Lalu, sudah ada materinya, karena kami merekamnya di rumah pada saat awal-awal pandemi makanya audionya rapi sekali, audio rekaman begitu. Akhirnya saya pikir, "Wah ini lucu nih, kalau saya simpan, dan suatu hari kita rilis." Lalu setelah beberapa lama saya tahan, kemudian teringat, wah momentumnya pas nih tanggal 7 Oktober Hari Ulang Tahun Ambon. Akhirnya Terpikir untuk melibatkan Renewal.
Sebenarnya, base rekamannya sudah ada sejak 2020, tetapi untuk proses menjadi single itu cepat sekali, hanya memakan hitungan pekan. Waktu saya bilang, oke kita jalan, kami hanya take vocal untuk Renewal di studionya Sinjitos di daerah Kebayoran dan hanya memakan waktu 3 hingga 4 jam. Setelah itu masuk proses mixing sekitar kurang lebih seminggu, lanjut ke mastering dan lain-lain, langsung rilis. Jadi, sangat cepat sih proses dari memutuskan untuk rilis hingga rilis.
Kendala apa yang ditemukan dalam proses pembuatan lagu ini?
Kendalanya lebih di kendala pandemi saja sih, jadi untuk bergerak ke mana-mana itu agak susah. Jika sebelumnya setiap meeting kami harus bertemu, sekarang hanya bisa lewat zoom. Proses pembuatan artwork juga hanya bisa saling kirim materi via chat saja. Selebihnya mulus dan ini merupakan Kerjasama saya pertama kali dengan Sinjitos, tetapi rasanya seperti sudah kerja sejak lama. Saya itu tipe orang yang kalua kerja harus cepat, jadi senang kalau orang yang kerja dengan saya itu cepat dan Sinjitos ternyata kerjanya lebih cepat daripada saya, ngebut bahkan. Jadi, saya senang banget.
Barry memiliki background desain grafis, apakah Barry mendesain sendiri artwork "Nusaniwe"?
Hahaha pertanyaan yang unik. Dikarenakan saya punya background desain grafis, jadi saya memang sangat memikirkan soal artwork sejak dahulu. Walaupun bukan saya yang mendesain, tetapi saya selalu punya quality control. Jadi, saya hanya memberi masukan dan nuansa saja.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan