Versi terbaru dari kisah klasik Mary Shelley ini dibintangi oleh Oscar Isaac sebagai Victor Frankenstein dan Jacob Elordi sebagai sang makhluk ciptaan. Namun berbeda dengan adaptasi sebelumnya yang cenderung kelam dan tragis, del Toro memberi sentuhan yang lebih manusiawi dan penuh pengampunan.
Kalau kamu penasaran bagaimana akhir kisah ini dan apa maknanya, berikut penjelasan lengkapnya, spoiler alert!
Akhir yang Penuh Penyesalan dan Pengampunan
Di bagian akhir film, Victor Frankenstein yang selama ini dihantui rasa bersalah akhirnya kembali bertemu dengan makhluk ciptaannya di tengah wilayah kutub yang membeku. Setelah perjalanan panjang penuh kematian dan penderitaan, Victor akhirnya mengakui kesalahannya karena menciptakan kehidupan tanpa tanggung jawab. Dalam momen mengharukan itu, ia memanggil makhluk tersebut sebagai “anakku” dan meminta maaf atas semua luka yang telah terjadi.Sang makhluk, yang selama ini mencari pengakuan dan kasih sayang, akhirnya menerima permintaan maaf itu. Sebagai tindakan terakhirnya, ia membantu membebaskan kapal yang terjebak es agar kru di dalamnya bisa selamat. Setelah itu, ia berjalan perlahan ke arah cakrawala, menatap matahari terbit, simbol harapan baru dan awal kehidupan yang lebih damai. Ending ini menandakan bahwa makhluk tersebut memilih hidup, bukan sekadar menyerah pada nasibnya.
Makna Filosofis di Balik Akhirnya
Guillermo del Toro menekankan tema pengampunan dan rekonsiliasi antara pencipta dan ciptaannya. Dalam versi ini, makhluk Frankenstein tidak digambarkan hanya sebagai monster, melainkan sosok yang memahami penderitaan dan memiliki empati.
Sementara itu, Victor akhirnya belajar bahwa penciptaan tanpa kasih sayang hanya akan melahirkan kehancuran. Dengan mengakui kesalahannya, Victor bukan hanya menebus dosa pribadi, tetapi juga menutup lingkaran konflik yang selama ini membayangi mereka berdua.
Matahari terbit di akhir film menjadi simbol kuat bahwa bahkan dari kegelapan dan dosa, manusia (dan makhluknya) masih bisa menemukan secercah cahaya dan kesempatan untuk memperbaiki diri.
Berbeda dari Novel Asli Mary Shelley
Del Toro membuat perubahan besar pada akhir kisah dibandingkan novel klasiknya. Dalam buku aslinya, makhluk ciptaan Victor berjalan menuju kutub utara untuk mengakhiri hidupnya, menandakan putus asa dan kesendirian abadi. Namun dalam versi film ini, sang makhluk tidak mati, melainkan melanjutkan hidupnya dengan semangat baru.
Sutradara The Shape of Water ini memang sengaja membuat ending yang lebih “pemaaf”. Ia ingin menyoroti sisi kemanusiaan dari sang monster dan memberikan ruang bagi penonton untuk merasakan harapan, bukan hanya tragedi.
(Maulia Chasanah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id